Selasa, 05 Maret 2019 18:00
Pmerintah daerah beserta sejumlah perwakilan masyarakat dan pelaku industri wisata di Toraja Utara menemui Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (4/3/2019).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen mengembangkan destinasi yang ada di Toraja, baik di Tana Toraja dan Toraja Utara agar makin maju. 

 

Apalagi anggaran dan interaksi makin besar di dua kabupaten ini. Toraja terkenal akan atraksi dan budayanya hingga ke mancanegara.

Terkait pariwisata Toraja, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah di Toraja selama itu baik untuk wisata di Toraja, termasuk mendukung penuh konsep moslem friendly tourism.

Hal tersebut diungkapkan saat pemerintah daerah beserta sejumlah perwakilan masyarakat dan pelaku industri wisata di Toraja Utara menemui Andi Sudirman Sulaiman di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (4/3/2019).

 

Kepala Pariwisata Torut, Harli Patriatno, menjelaskan sejak 2017 bersama MUI dan Kadin Torut, mendorong hadirnya sertifikasi halal. Ada 12 rumah makan yang menurut MUI Toraja Utara sudah sesuai ketentuan yang berlaku, namun memang masih butuh pengembangan.

Melihat data destinasi wisata dan upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah selama ini, konsep wisata moslem friendly dinilai punya potensi besar untuk dikembangkan. Sebagai tuan rumah, Torut dapat menyambut tamu wisatawan dengan ramah sesuai dengan kebutuhan fasilitas penunjang yang mereka butuhkan, dalam hal ini termasuk makanan.

"Bukan berarti kami di Toraja haram, tetapi bagaimana kita mempersiapkan fasilitas bagi tamu kita yang kebetulan muslim. Paling tidak, kita mendorong ada rumah makan bersertifikat halal MUI. Kemudian kita mempersiapkan untuk musala. Pengertiannya itu bagaimana kita menyambut mereka nyaman dan enak selama berkunjung," sebutnya.

Ia juga menjelaskan, pemerintah daerah sudah menjalankan berapa tahun terakhir, tetapi mengusulkan agar penamaan lebih mudah diterima masyarakat serta pas dengan kearifan lokal. Moslem friendly lebih mudah disosialisasikan dan diterima masyarakat saat ini.

"Kami usul konsep moslem friendly tourism mungkin lebih pas digunakan Pak Wagub. Kami sudah jalan berapa tahun terakhir," harapnya.

Hadir dalam audiensi tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Torut Harli Patriatno, Penggagas Forum Pemuda Peduli Toraja Brikken Linde Bonting, Ketua PHRI dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Torut Yohan Tangkesalu. Sedangkan Wagub didampingi Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Sulsel, Djamila Hamid dan Kepala Seksi Daya Tarik Wisata Sulsel, Takdir H Wata. 

Kepada Wagub, Kadis Pariwisata dan rombongan pun mengungkapkan, apa yang telah dan sedang direncanakan di Toraja ini, tidak seperti apa yang ramai beredar di media sosial. 

Andi Sudirman pun mengaku sempat kaget, karena banyak statement beredar adalah hoaks, bukan dari dirinya.

Sementara, Penggagas Forum Pemuda Peduli Toraja Brikken Linde Bonting mengatakan, respons masyarakat Toraja beragam atas pernyataan dan rencana program Pemprov Sulsel terkait wisata halal. Menurutnya, hal itu menjadi persoalan karena yang disampaikan di media tidak runut dan lengkap.

"Masyarakat yang ada di perantauan maupun yang ada di Toraja, menjawab dengan pandangan-pandangan mereka," ujarnya.

Untuk memastikan, mereka pun bertemu langsung Wagub agar informasi dan tujuan sebenarnya tidak bias. Brikken membeberkan pertemuan berlangsung sejuk tanpa ada hal-hal yang tendensius. Walaupun secara pribadi ia mengaku sempat gelisah dengan polemik yang berkembang.

Pempov Sulsel memang fokus pada pengembangan wisata Toraja. Adat dan budaya dan atraksi Toraja sebagai daya tarik sudah harga mati sebagai kearifan lokal yang tidak berubah. 

Saat ini yang digodok adalah adanya petunjuk spot-spot kebutuhan khusus untuk fasilitas dan kuliner ramah pengunjung muslim.

"Tapi pemprov mendengar aspirasi untuk diputuskan oleh Toraja sendiri konsepnya," lanjutnya.

TAG

BERITA TERKAIT