Senin, 04 Maret 2019 15:38
Reuters
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Konsulat AS di Yerusalem, yang melayani warga Palestina mulai digabungkan dengan Kedutaan Besar AS untuk Israel.

 

"Pada tanggal 4 Maret 2019, konsulat jenderal AS Yerusalem akan bergabung dengan Kedutaan Besar AS di Yerusalem untuk membentuk satu misi diplomatik," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Robert Palladino mengatakan bahwa keputusan itu didorong oleh efisiensi operasional.

"Itu tidak menandakan perubahan kebijakan AS tentang Yerusalem, Tepi Barat atau Jalur Gaza," katanya dalam sebuah pernyataan.

 

"Batas-batas khusus kedaulatan Israel di Yerusalem tunduk pada negosiasi status akhir antara para pihak."

Keputusan untuk menyatukan misi diplomatik di Yerusalem diumumkan pada Oktober lalu oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.

Rencana tersebut telah membuat marah warga Palestina, dan meningkatkan kekhawatiran bahwa pemerintahan Trump lebih fokus untuk mendukung Israel, bukan solusi dua negara.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah membuat marah dunia Arab dan memicu kritik internasional dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017 dan memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem dari Tel Aviv Mei lalu.

Sejak saat itu para pemimpin Palestina menangguhkan kontak diplomatik dengan pemerintah AS. Mereka juga memboikot upaya AS untuk menyusun rencana perdamaian Israel-Palestina, karena menuduh Washington pro-Israel.

Konsulat Jenderal AS di Yerusalem adalah misi utama bagi Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara yang ingin mereka bangun di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza.

Status Yerusalem adalah salah satu perselisihan paling sulit antara Israel dan Palestina.

Israel menganggap seluruh kota, termasuk sektor timur yang direbutnya dalam perang Timur Tengah 1967 sebagai "ibukota abadi dan tak terpisahkan," tetapi itu tidak diakui secara internasional.

TAG

BERITA TERKAIT