Senin, 04 Maret 2019 08:00
Sandiaga Salahuddin Uno. Ist
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Sikap calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno terkait Mendagri Tjahjo Kumolo yang melarang ASN netral menjadi sorotan pembaca pada Minggu (3/3/2019) kemarin.

 

Selain itu, sebuah rekaman dramatis menunjukkan, penumpang pesawat di Bandara Stansted panik juga jadi sorotan.

Berikut tiga berita populer Rakyatku.com yang berhasil dirangkum:

1. Mendagri Larang ASN Netral, Ini Jawaban Menyejukkan Sandiaga Uno

 

Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno tampaknya mengambil jalan berbeda. Komentar-komentarnya cukup menyejukkan belakangan ini.

Contohnya, terkait pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo yang melarang aparatur sipil negara (ASN) netral. Mantan Sekjen DPP PDIP itu memerintahkan ASN untuk mensosialisasikan program-program Presiden Jokowi.

"Aparatur sipil negara sebagai birokrasi, di pusat, daerah Anda tidak boleh netral," ujar Tjahjo pada rapat koordinasi program pengembangan sumber daya manusia kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) se-Indonesia di Yogyakarta, Sabtu (2/3/2019).

Menurutnya, bupati, wali kota, gubernur, dan presiden dipilih lewat pilkada. Siapapun yang terpilih, katanya, maka tugas ASN yang duduk di pemerintahan loyal hormat tegak lurus kepada kepala daerah atau presiden.

"Dari manapun dia berasal, partai manapun, suku agama apapun, harus tegak lurus. Termasuk gubernur juga, ini bagian tidak terpisahkan," kata Tjahjo.

"Tugas kita ya harus mendukung, jangan sekarang ada netral, malah ada yang nggak mau tahu, ikut menyerang menentang kebijakan pusat," lanjutnya.

Menanggapi pernyataan Mendagri, Sandiaga Salahuddin Uno enggan berkomentar banyak. 

"Saya mau husnuzan saja. Saya nggak mau komentar, karena kalau dipelesetkan sedikit itu berpotensi mencederai netralitas dari ASN," ucap Sandiaga.

2. Ada Ledakan Saat Take Off, Pramugari Teriak "Evakuasi"

ebuah rekaman dramatis menunjukkan, penumpang pesawat di Bandara Stansted panik, lalu melompat turun lewat gelembung darurat pesawat, kemudian berlari meninggalkan pesawat setelah gagal take-off.

Klip mengejutkan menunjukkan, orang-orang melarikan diri dari pesawat di malam gelap gulita. Sirene terdengar meraung-raung, setelah pramugari berteriak "evakuasi".

Beberapa masih memegang tas mereka, setelah meluncur dari pesawat dan melarikan diri.

Lampu berkedip dapat terlihat dari pesawat, saat kendaraan layanan darurat tiba bergegas ke tempat kejadian.

Beberapa penumpang yang bingung, berkerumun di dekat pesawat setelah melarikan diri, sementara yang lain tampaknya berusaha untuk menjauh.

Penerbangan dihentikan selama lebih dari dua jam semalam, setelah insiden delapan orang cedera.

Penumpang dalam penerbangan Laudamotion ke Wina mengaku mendengar ledakan yang diikuti oleh teriakan awak kabin, ketika pesawat yang membawa 169 penumpang berusaha lepas landas tepat setelah pukul 20:00 malam.

Salah satu staf berteriak "evakuasi" dan "melompat" setelah orang mendengar ledakan. Semua orang panik.

Yang lain juga melaporkan melihat nyala api dan percikan, ketika pesawat berhenti melengking, sebelum orang-orang dievakuasi melalui slide darurat menyusul masalah mesin yang dicurigai.

3. NU Usul Pakai Nonmuslim, Budayawan Sujiwo Tejo Mengaku Dirinya Kafir

Di tengah upaya penghapusan istilah "kafir" bagi nonmuslim, budayawan Sujiwo Tejo malah bangga menyebut dirinya kafir. Ada apa?

Sebelumnya, dalam Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar PBNU 2019, ada usulan untuk tidak lagi menggunakan istilah "kafir" kepada nonmuslim di Indonesia.

Pada, Minggu kemarin (3/3/2019), budayawan Sujiwo Tejo yang diketahui seorang muslim justru mengaku kafir.

"Aku bukan dukun walau jadi bintang film KAFIR. Tapi aku emang kafir (tertutup/menutup diri), misalnya aku kafir dari arus dukung mendukung, aku kafir dari rambut pendek, dan sebagai kaum sarungan aku pun kafir dari menggunakan celana," cuit Sujiwo Tejo di akun Twitternya.

Cuitan itu menjawab akun @IamtheFword yang menulis, "Gara-gara film itu (KAFIR), gue kira si mbah emang beneran dukun njir."

Polemik kafir ini menjadi menarik setelah seorang pemuka agama Hindu, Mpu Jaya Prema angkat bicara. Dia mengaku tak marah disebut kafir. Menurut dia, sebutan kafir yang diberikan kepada orang-orang yang bukan beragama Islam, bukan suatu masalah.

"Kalau kita disebut kafir harus bangga karena kita ada di luar Islam. Artinya, kita punya keyakinan, kita ini orang yang di luar Islam, kalau disebut kafir karena kita di luar Islam, kita punya keyakinan," katanya.

"Apa perlu kita marah atau berang kalau kita dituduh kafir? Saya kira, tidak ada gunanya. Karena, istilah kafir itu adalah terminologi di dalam agama Islam bukan di dalam konstitusi kita, tidak ada urusan dengan kenegaraan, tidak ada urusan dengan keberagaman kita," kata Mpu Jaya Prema.


 

TAG

BERITA TERKAIT