Sabtu, 02 Maret 2019 19:21
Mendagri Tjahjo Kumolo
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) diminta loyal kepada presiden. Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo melarang mereka bersikap netral pada Pilpres 2019.

 

Hal itu ditegaskan Tjahjo ketika memberikan sambutan pada rapat koordinasi Program Pengembangan SDM kepala BPSDM se-Indonesia di The Rich Jogja Hotel, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (2/3/2019).

Menurut mantan sekretaris jenderal DPP PDI Perjuangan itu, ASN di pusat dan daerah tidak boleh netral. Sebaliknya, mereka diminta loyal kepada pimpinannya yang masih sementara menjabat.

Tjahjo mencontohkan bupati atau wali kota yang dipilih melalui pilkada. Siapapun yang terpilih, katanya, maka ASN harus loyal. Hormat tegak lurus kepada kepala daerah tersebut.

 

"Dari manapun dia berasal, partai manapun, suku agama apapun, harus tegak lurus. Termasuk gubernur juga, ini bagian tidak terpisahkan. Termasuk presiden juga, sekarang presidennya masih Pak Jokowi, Pak Jusuf Kalla wapresnya, sampai 20 Oktober nanti," tegas Tjahjo.

Makanya, Tjahjo meminta seluruh ASN untuk menyampaikan program-program Jokowi-Jusuf Kalla. Termasuk program gubernur dan bupati di wilayah masing-masing.

"Itu kan boleh. Dia pimpinan kita yang sah dalam proses pemerintahan. Jangan justru ASN mencela program pemerintah yang dia menikmati setiap hari gaji dan fasilitas yang ada," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Tjahjo juga menyindir salah satu gubernur yang dianggap menentang kebijakan Presiden Jokowi. Diduga gubernur yang dimaksud Tjahjo adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Ada seorang gubernur yang sampai sekarang menentang kebijakan pusat, padahal dia dilantik presiden. Padahal gubernur tangan kanan pemerintah pusat di daerah, tapi menentang sebuah Keppres. Dia harus tegak lurus, ini kalau dibiarkan bahaya negara kita ini," katanya.

Pada akhir pertemuan, Tjahjo mengklarifikasi bahwa larangan netral tersebut dalam tugas di pemerintahan. Menurutnya, ASN tidak boleh bilang angka 01, 02, menggerakkan jari apalagi sebut nama. Hanya boleh menyampaikan program presiden yang kebetulan saat ini juga jadi capres.

TAG

BERITA TERKAIT