RAKYATKU.COM, HUNAN - Seorang gadis berusia 12 tahun, mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan adik lelakinya dari kebakaran.
Dini hari, Jumat, 22 Februari 2019. Di sebuah rumah di Hunan, Tiongkok, sekitar pukul 03.00 waktu setempat, api tiba-tiba membesar.
Dilansir dari Shi Xun Wan, ketika itu keluarga yang tinggal di rumah, tengah tertidur lelap.
Gadis 12 tahun itu, terbangun oleh hawa panas. Saat membuka mata, ternyata api sudah membesar. Asap di mana-mana. Dia kemudian berteriak minta tolong.
Dia melihat adiknya menggeliat. Dia lalu membungkus tubuh adiknya dengan selimut. Kemudian memeluknya erat-erat.
"Jangan takut dek, papa akan segera datang," ujarnya menenangkan adiknya yang terus menangis.
Sang ayah dibangunkan oleh teriakan dan tangisan dua saudara kandung itu yang meminta tolong. Sang ayah kemudian bergegas hendak ke kamar putra putrinya itu.
“Saat aku membuka pintu, kobaran api itu mendorongku ke belakang. Tangga sudah terbakar, rute pelarian di lantai dua penuh asap dan itu sangat panas. Jadi saya segera meminta istri saya untuk menuju ke jendela dan berteriak minta tolong,” kata sang ayah.
Pada saat yang sama, sang ayah juga memperhatikan bahwa suara anak-anaknya di ruangan telah memudar.
Dia segera berlari ke ruangan tanpa alas kaki, untuk menyelamatkan anak-anaknya.
“Ruangan itu sangat panas dan penuh asap tebal. Ketika saya berjalan ke tempat tidur, anak saya dibungkus selimut dan kakak perempuannya memeluknya di tempat tidur. Keduanya pingsan,” kisah ayah.
Dia kemudian dengan cepat meraih anak-anaknya dan berlari keluar ruangan untuk bersatu kembali dengan istrinya.
Mereka semua terengah-engah di jendela sementara para petugas pemadam kebakaran, berusaha sekuat tenaga untuk memadamkan api.
Kedua bersaudara itu kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan darurat.
Bocah 5 tahun itu menderita luka yang tidak terlalu serius, karena dia dilindungi oleh selimut dan saudara perempuannya yang memeluknya dari api.
Sayangnya, gadis itu menderita luka bakar tingkat ketiga dengan 55% kulitnya terbakar.
Itu sangat serius, sehingga dia harus menjalani lebih dari 30 operasi untuk tetap hidup.
Sayangnya, sebelum operasi bisa dilakukan, dia menyerah pada luka-lukanya dan meninggal pada Rabu, 27 Februari di rumah sakit.
Sang ayah diberitahu oleh dokter bahwa jika bukan karena gadis berusia 12 tahun yang melindungi adik laki-lakinya, adiknya bisa saja ikut tewas.
Bocah itu dilaporkan dalam kondisi stabil sekarang.
Ayah yang berduka juga mengatakan kepada wartawan, bahwa kedua saudara kandung memiliki ikatan yang kuat satu sama lain.
Karena sang ibu adalah seorang perawat dan ayah mereka mengelola sebuah kafe di kota, gadis itu yang selalu menjaga adik laki-lakinya setiap hari.
Ayah itu ingat sekali, ketika dia bertanya kepada bocah lelakinya siapa orangtua favoritnya, dan bocah itu menjawab, "Kakakku".
"Putriku adalah malaikat yang dikirim dari surga, sekarang dia telah kembali ke rumah," pungkas sang ayah sedih.