Jumat, 01 Maret 2019 09:45
Ratna Sarumpaet
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto sempat jadi bulan-bulanan dalam kasus kebohongan Ratna Sarumpaet. Dakwaan jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019) bikin geregetan.

 

Banyak yang mencibir Prabowo dan tim pemenangannya. Pertanyaannya, bagaimana mungkin mereka menjadi korban kebohongan secara bersama-sama?

Pernyataan itu baru terjawab setelah jaksa menguraikan kronologinya secara detail. Aksi Ratna Sarumpaet benar-benar terstruktur yang dibarengi drama-drama seperti yang sering disaksikan dalam film atau sinetron.

Dalam sidang itu, Jaksa Rahimah dan Pajaman secara bergantian membacakan surat dakwaan yang berisi fakta-fakta yang ditemukan penyidik terkait kasus tersebut.

 

Ratna Sarumpaet disebutkan menghubungi dan bertemu sejumlah orang untuk menceritakan kasus dirinya telah dianiya orang. Ratna sempat mengirimkan foto wajahnya yang lebam, yang katanya karena dianiaya, kepada Rocky Gerung.

Tidak tanggung-tanggung, pesan WhatsApp (WA) dikirimkan hingga lima kali. Pada 25 September 2018, Ratna mengirimkan foto wajahnya yang lebam dengan dua pesan berbeda berisi, "21 September 2018 jam 18.50 WIB, area Bandara Bandung" dan "Not For Public". 

Setelah itu masih ada tiga pesan lainnya. Pesan terakhir dikirim pada 29 September 2018. "Dengan memberikan pesan, 'Mungkin aku tidak harus ngotot membantu memperbaiki bangsa yang sudah terlanjur rusak ini. It's painful'," kata Jaksa Pajaman saat membacakan salah pesan Ratna. 

Selain Rocky, Ratna juga menghubungi Said Iqbal, presiden Konfederasi Pekerja Indonesia (KSPI). Pada 28 September 2018 pukul 23.00 WIB, Ratna memberi tahu kronologi dirinya dianiaya di kawasan sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung. 

"Terdakwa meminta atau menyuruh saksi Saharudin untuk menelepon saksi Said Iqbal. Setelah terhubung, terdakwa sambil menangis menyampaikan kepada saksi Said Iqbal bahwa terdakwa dianiaya," kata Pajaman.

Dalam percakapannya, Ratna meminta Said Iqbal untuk datang ke rumahnya. Saat Said Iqbal tiba di rumahnya, Ratna kembali menceritakan berita bohong sembari menunjukkan bukti foto wajahnya yang bengkak dan lebam. 

"Said Iqbal datang ke rumah terdakwa. Setelah bertemu dengan terdakwa, sambil menangis terdakwa mengatakan 'Kakak dianiaya' dan menceritakan kronologi yang dialami terdakwa," kata Pajaman. 

Sebelum menghubungi Said, Ratna juga sudah menghubungi Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Dalam pesan yang dikirimkan Ratna kepada Fadli melalui WA, dia meminta Fadli bisa mempertemukan dirinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk menyampaikan cerita penganiayaan yang menimpanya. 

Tak hanya itu, Ratna juga datang ke Lapangan Polo Nusantara, Hambalang, Bogor pada 2 Oktober 2018. Dia ingin bertemu Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Nanik Sudaryati. Kepada Nanik, sambil menangis Ratna menceritakan kronologi penganiayaan yang menimpanya. 

"Terdakwa juga menceritakan kronologi penganiayaannya saat di Bandung yaitu setelah dirinya mengikuti acara lokakarya penulis naskah di Bandung. Ketika terdakwa bersama dua teman penulis dari Malaysia, dan Srilanka, menuju Bandara Husein Sastranegara dengan menggunakan taksi. Di area parkir bandara, terdakwa dipukuli oleh dua orang laki-laki yang tidak dikenal," ujar Pajaman. 

Puncaknya, saat Ratna bertemu dengan Prabowo Subianto pada hari yang sama sekitar pukul 15.00 WIB. Pertemuan itu dihadiri Fadli Zon, Said Iqbal, Sugiono, Nanik Sudaryati, dan Amien Rais. 

Saat itu, Ratna hanya diam. Nanik yang menceritakan kronologi penganiayaan yang dialami Ratna berdasarkan cerita Ratna. 

"Saksi Nanik Sudaryati menceritakan kembali kronologi penganiayaan yang dialami terdakwa kepada Saudara Prabowo Subianto. Atas cerita saksi Nanik Sudaryati tersebut, terdakwa diam tidak memberi tanggapan," kata Jaksa Rahimah. 

Usai pertemuan itu, pada 2 Oktober 2018 pukul 20.00 WIB diadakan konferensi pers di kantor Tim Pemenangan Prabowo-Sandiaga di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Prabowo meminta pemerintah mengusut tuntas penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet.

TAG

BERITA TERKAIT