RAKYATKU.COM - Pemain sepak bola Hakeem al-Araibi mendesak para penggemar Formula 1 untuk memboikot Grand Prix tahun ini di Bahrain.
Itu bertujuan untuk memprotes pelanggaran hak asasi manusia di negara itu. Sebagai contoh, dia mengklaim dia masih merasa terancam oleh pihak berwenang di tanah kelahirannya.
Bek 25 tahun itu kembali ke Melbourne awal bulan ini setelah ditahan selama bulan madu di Bangkok dan diancam akan diekstradisi.
Pihak berwenang Bahrain menuduhnya melakukan pelanggaran terkait pemberontakan pada tahun 2011. Tapi penahanannya di Bangkok memicu kemarahan dunia dan dia akhirnya diizinkan kembali ke Australia, tempat dia mendapatkan suaka.
Menulis di surat kabar The Guardian, al-Araibi mengulangi pernyataannya bahwa ia menjadi sasaran karena alasan politik.
"Jelas, itu adalah mitos bahwa olahraga dan politik tidak bercampur," katanya.
"Beberapa orang menganggap pembebasan saya sebagai kemenangan besar. Meskipun saya senang berada di rumah, saya tidak bisa tidak berpikir bahwa pertarungan pribadi saya belum berakhir," tambahnya.
"Bahkan sekarang, Bahrain telah berjanji untuk 'mengejar semua tindakan hukum yang diperlukan' untuk menyeret saya kembali ke tempat saya melarikan diri. Saudaraku tetap dipenjara di sana, dan saya tidak percaya bahwa saya aman dari pemerintah Bahrain."
Al-Araibi mengklaim bahwa Bahrain telah menggunakan acara olahraga untuk meningkatkan profil mereka.
"Formula 1 perlu diberi tahu bahwa pelanggaran hak asasi manusia tidak dapat ditoleransi. Saya mendesak Anda untuk memboikot Grand Prix Bahrain tahun ini."