Kamis, 28 Februari 2019 08:57
Ilustrasi pemerkosaan bidan desa, dan Harismail usai disiksa interogator.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, OGAN ILIR - Pemerkosaan bidan YL (27), masih diselimuti misteri. Tidak adanya fakta ilmiah membuat polisi kelabakan cari bukti. Beberapa oknum polisi yang melakukan penyidikan pun dibuat stres. Akhirnya mereka menangkap dan menganiaya orang yang tak bersalah.

 

Nasib apes itu menimpa Harismail. Dia dituduh merudapaksa bidan YL, yang bertugas di Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Dia tak tahu apa-apa, ketika diinterogasi sejumlah orang yang ditengarai anggota polisi. Akhirnya dia ditemukan dengan wajah "gemuk" akibat pukulan. Matanya dilakban. 

Di rumah sakit, sopir pengangkut batu split itu menceritakan kronologi dirinya diinterogasi oknum polisi kepada wartawan. 

 

Saat itu kata Harismail, tiba-tiba saja dia dipaksa masuk ke dalam sebuah mobil oleh orang tak dikenal.

Dia baru saja usai membeli rokok. Saat mau pulang, Harismail dicegat di depan rumah temannya. "Saya lagi di sana, dimasukkan ke dalam mobil," beber Harismail.

Di dalam mobil, sejumlah pukulan mendarat di tubuhnya, termasuk  wajah. Dia dipaksa mengaku memperkosa bidan YL.

Merasa tak pernah melakukan pemerkosaan, pria yang akrab disapa Ujang itu, membantah setiap tuduhan. Setiap membantah, pukulan pun mendarat ke tubuhnya.

"Dipaksa ngaku aku. Aku bantah, jawab tidak. Ada sekitar sejaman lebih saya di dalam mobil tangan diborgol jelasnya lemas," ungkap dia sebagaimana dilansir tribunnews.

Dia kemudian diturunkan di Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Sumatera Selatan. Mukanya benjol, matanya dilakban.

Selanjutnya, ia dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang oleh orang yang menemukannya.

Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menduga, para pria penganiaya Harismail, adalah oknum polisi.

Kapolda sangat menyesalkan tindakan anggotanya tersebut. Dia berjanji akan serius menyelidik kasus ini, guna mencari tahu siapa orang yang menangkap dan menganiaya Harismail.

"Masalah itu saya juga ikut prihatin, ada orang ditemukan Direktorat Reserse Kriminal Umum. Saya sudah menangani kasus ini, korban diketahui ditemukan dengan mata dilakban," ungkap Kapolda di Rumah Sakit Bhayangkara.

Sementara itu, bidan YL sudah meninggalkan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang. Dia tak kembali ke Puskesdes Simpang Pelabuhan Dalam, melainkan pulang ke rumah keluarganya.

Polisi sendiri, masih menyelidiki kasus pemerkosaan tersebut. Kesulitan polisi mengungkap, karena tidak adanya bukti ilmiah yang mendukung pengakuan bidan YL.

Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, dari hasil pemeriksaan labfor, tidak ditemukan adanya cairan sperma dan bulu-bulu rambut di tempat tidur. Selain itu, pakaian yang digunakan bu bidan pada saat itu sudah dicuci oleh bu bidan sendiri.

Peristiwa itu menurut pengakuan bidan YL, terjadi Selasa (19/2/2019) sekitar pukul 00.30 WIB, berlangsung di kamar korban Yl yang tinggal di kantor Puskesdes, Desa Simpang Pelabuhan Dalam.

Korban yang ditinggal suaminya pergi keluar daerah tersebut, tidak bisa berbuat banyak, tanpa bisa melakukan perlawanan.

Menurut Zainal, orang pertama yang ditemui korban, usai kejadian mengatakan, korban mengaku baru saja diperkosa dan dirampok oleh pelaku yang belum diketahui identitasnya itu.

Lalu Zainal menghubungi Kades Simpang Pelabuhan Dalam Nurdin Abdullah, kemudian keduanya mendatangi lokasi TKP, baru selanjutnya dilaporkan ke Polsek Pemulutan.

Kepala Laboratorium Forensik Cabang Palembang, Kombes I Nyoman Sukena SIK, membenarkan pernyataan Kapolda Sumsel mengenai tidak ditemukannya bukti ilmiah hasil olah TKP Tim Forensik.

Menurutnya, dari hasil yang ada saat ini dari bukti-bukti yang sudah dikumpulkan, tidak diketemukan petunjuk yang mengarah pada kasus pemerkosaan.

"Sampai saat ini kita sudah melakukan olah TKP mencari alat bukti yang diperlukan. Seperti sperma atau bulu kemaluan, tapi tidak ditemukan. Hal itu penting untuk membuktikan secara scientific," ujarnya.

Dikatakan, pemeriksaan lain juga dilakukan untuk melihat sidik jari yang tertinggal. Apa lagi dari informasi yang didapat, korban mengaku didatangi lima orang.

"Kalau dari informasi ada lima orang, namun hasil penyelidikan di pintu tidak ditemukan jejak sidik jari, dan bekas tempelan jejak kaki di rumah. Dari seprei juga tidak ditemukan bekas sperma," ujar Kalabfor.

TAG

BERITA TERKAIT