Kamis, 28 Februari 2019 06:00
Rektor UNM Prof Husain Syam (membelakang) usai diperiksa di kantor Bawaslu Makassar, Kamis dini hari (28/2/2019).
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Husain Syam menjalani pemeriksaan di Bawaslu Makassar hingga dini, Kamis (28/2/2019). Dia baru keluar dari ruangan pemeriksaan pukul 01.15 wita.

 

"Saya tidak sengaja datang malam karena menghindari, tidak. Tadi masih rapat saya jalan ke sini pak," ungkap Prof Husain yang ditemui pasca menjalani pemeriksaan.

Selama menjalani pemeriksaan di lantai dua kantor Bawaslu Makassar, beberapa rekan Prof Husain menunggu di depan pintu ruangan pemeriksaan. Setelah selesai, Prof Husain yang menggunakan batik lengan panjang dan celana kain hitam dan sepatu hitam tampak berbincang akrab.

Husain mengakui pemeriksaannya berjalan lancar. "Jam sepuluh (22.00) datang, sebelum jam 12 (00.00) intinya selesai. Pertanyaan klarifikasi. Itu kan ndak benar. Saya nggak sengaja, hanya guyonan. Saya paling pertama marah ketika itu beredar di medsos," urainya.

 

Pasca tersebarnya video tersebut, Prof Husain mengaku memberikan banyak klarifikasi kepada pihak-pihak yang mempertanyakannya. Dia menyebut video yang direkam di executive lounge Hotel Claro saat menghadiri sebuah acara itu hanya guyonan. Semata untuk menyenangkan orang.

"Ketika ini menjadi milik publik, saya klarifikasi. Justru saya tersiksa. Saya berdua dan saya guyon. Ketawa-ketawa, begitu gaya bahasa saya sering menyenangkan lawan bicara saya," bebernya.

Prof Husain mengaku mengambil pelajaran besar dari viralnya video tersebut. "Pelajaran yang saya dapat, cukup sampai di sini saja karena saya tidak berniat bermasalah. Saya ini sungguh sangat menyesal," tutur mantan dekan Fakultas Teknik UNM tersebut.

"Tapi dalam konteks video ini tidak ada ji menyebut partai dan nomor. Tidak ada atribut. Saya hanya katakan siapapun yang dukung Akbar (Faizal) saya bantu misalnya, tetapi kan nggak masuk logika itu," lanjutnya.

Husain mengaku sadar, dirinya tidak mungkin mengorbankan jabatannya untuk hal-hal seperti itu.

"Maksud saya, kalau orang masuk pegawai negeri ada aturan mainnya, SOP-nya, ada standarnya. Kalau tidak percaya ikuti saya 24 jam dalam proses ini semua. Apakah itu saya lakukan? Tidak. Itu hanya guyonan. Menyenangkan audiens," bebernya.


 

TAG

BERITA TERKAIT