Selasa, 26 Februari 2019 17:35
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, GOWA - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang menginginkan reboisasi di Gunung Bawakaraeng dan pengerukan Sungai Jeneberang mesti dipercepat.

 

Pasalnya, gunung yang sering dikunjungi tersebut sudah mulai gundul dan tercemar akibat sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Ditambah lagi dengan sedimen sungai di sana yang makin bertambah.

Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan BBWS Pompengan Jeneberang, Rini S Harun, mengatakan selain reboisasi juga harus ada pengerukan sedimen di Sungai Jeneberang. Namun, bila sedimen sudah tebal, maka mesti ada studi khusus terlebih dahulu.

"Kalau ada studi khusus untuk pengerukan itu tergantung dari Balai Bendungan yang di Jakarta  apakah sudah saatnya sungai tersebut untuk dikeruk," kata Rini kepada Rakyatku.com, Selasa (26/2/2019).

 

Rini menambahkan, ketebalan sedimen bervariasi. Studi pada 2018 menjunjukkan setiap tahunnya membawa 6,31 juta kubik. Ketebalan tersebut menyebabkan meluapnya air sungai yang mengakibatkan rumah warga ikut terendam.

"Itu tidak termasuk banjir kemarin. Kita punya volume tampungan dari 347 juta meter kubik menjadi 239 juta meter kubik jadi kita kehilangan 108 juta meter kubik volume tampungan," tambahnya.

Untuk mengantisipasi banjir, pihaknya telah membangun sand pocket atau bangunan pengendali sedimen sungai sebanyak 27 bangunan dan merencanakan akan membangun sebanyak 52 sand pocket.

TAG

BERITA TERKAIT