Sabtu, 23 Februari 2019 14:37
Salmaan Khursid
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, INGGRIS - Haroon Khurshid melarikan diri ke Suriah pada 2013 untuk bergabung dengan ISIS. Dia menikahi pendukung ISIS asal Kanada Aisha Razzaq.

 

Sebelum pria berusia 21 tahun itu terbunuh, Aisha melahirkan putra Haroon, diberi nama Salmaan Khurshid.

Dan Ash serta Mahfooz Khurshid, kakek nenek dari Salmaan, mengatakan bocah laki-laki itu tersesat di medan perang, dan mereka ingin dia dibawa kembali ke Inggris.

Ash, yang bekerja sebagai sopir bus, tertegun ketika putranya Haroon, yang adalah seorang mahasiswa di Queen Mary University of London, meninggalkan studinya dan pergi ke Suriah.

 

Haroon Khursid

Ash dan Mahfooz mengatakan, putranya diradikalisasi oleh pengkhotbah Anjem Choudary.

Sepupu Haroon, Bilal, mengikutinya ke Suriah beberapa bulan kemudian pada tahun 2013, tetapi terbunuh oleh bom barel pada November 2015, meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan di Suriah.

Pada Maret 2016, setelah tiga tahun bertempur di Suriah, Haroon menjadi seorang ayah. Beberapa bulan kemudian Haroon ditembak di kepala oleh seorang penembak jitu.

Aisha menghubungi keluarga Khurshid, memberi tahu mereka tentang kematian Haroon. Janda itu dilaporkan tetap berkomitmen untuk tujuan itu dan ingin tetap di Suriah, meskipun ada ancaman terhadap hidupnya.

Mahfooz mengatakan kepada Observatorium Internasional untuk Hak Asasi Manusia: "Cucu saya hanyalah seorang anak yang tidak bersalah ...

"Dia layak mendapat kesempatan untuk tinggal di tempat yang aman, di mana dia memiliki keluarga.

"Kami bisa menawarkan begitu banyak cinta dan dukungan kepadanya."

Mahfooz Khursid meminta cucunya bisa dikembalikan ke Inggris

Ash hanya memiliki satu percakapan video Whatsapp dengan Aisha, di mana dia berbicara dengan cucunya.

Pasangan itu belum berbicara dengan Aisha selama lebih dari sebulan, yang mengarah ke keprihatinan atas keselamatan cucu mereka, pada saat ISIS telah menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai perisai manusia.

TAG

BERITA TERKAIT