Sabtu, 23 Februari 2019 09:54
Ilustrasi.
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Kesadaran akan pola hidup sehat sering kali terabaikan saat orang sibuk. Salah satu contohnya lupa sarapan.

 

Saat lupa sarapan, tentu perut dalam keadaan kosong. Nah dalam kondisi tersebut mampu memengaruhi aspek psikologis otak. Hal ini disebabkan oleh senyawa neurotransmitters yang mengontrol emosi manusia.

"Teori ini disebut dengan Gut Brain Connection (GBC) dan berkembang sejak 10 tahun terakhir. Dulu orang bilang kalau stress bakal turun ke perut. Misalnya mual karena nervous. Namun ternyata yang terjadi adalah kebalikannya," ujar Taufiq Pasiak, Ahli Neuroanatomi dan Neurosains.

Menurut Taufiq, sarapan tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik tubuh namun juga menjaga ketenangan dan kesabaran emosional. 

 

Neurotransmitters dibentuk mikroba dalam usus yang kemudian berubah menjadi serotonin, atau yang dikenal sebagai hormon pembawa kebahagiaan.

"Kecemasan, depresi dan masalah psikologis lainnya dipengaruhi oleh bakteri di usus sehingga kini pasien gangguan jiwa banyak dicarikan obat untuk perut mereka," bebernya dikutib Dream, Sabtu (23/2/2019).

Jangan pernah melewatkan sarapan, sebab perut telah kosong selama 6-8 jam saat tidur di malam hari. Perut yang kosong akan rentan dengan berbagai masalah.

Akibatnya, pembentukan serotonin tidak optimal dan membuat orang lebih mudah sensitif. Kinerja otak menjadi tidak optimal karena tak mampu menyerap zat-zat tertentu.

" Menunya harus gizi seimbang. Nasi bisa diganti ubi, jagung, mie atau roti. Tapi pastikan sumber protein hewani dan nabatinya harus bervariasi. Misalnya telur, ikan dan kacang," tukasnya.

TAG

BERITA TERKAIT