Jumat, 22 Februari 2019 18:10
Pegawai Puskesmas Kapita, tak bisa masuk kantor, setelah gedung Puskesmas disegel pemilik lahan.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- Puskesmas Kapita, Desa Kapita, Kecamatan Bangkala, tak beroperasi. Seperti terlihat pada Jumat (22/2/2019), sebuah gembok tampak terpasang pada rantai motor di pagar besi.

 

Di pagar yang dicat hitam itu, juga ditempel sebuah kertas. Di situ tampak tulisan dari spidol tinta hitam, "GANGTI KAPUS PKM.KAPITA".

Menurut Kepala Puskesmas Kapita, Esteratika YP, penyegelan itu sudah berlangsung dua hari.

"Sudah dua hari kami tidak bisa melayani masyarakat. Saya tidak mau makan gaji buta," ujar Esteratika, Jumat (22/2/2019).

 

Menurutnya, penutupan dilakukan seorang cleaning servis Puskesmas Kapita, Daeng Nyikko, yang merupakan ahli waris dari lahan tempat puskesmas itu berdiri.

Pemicunya, SK Penugasan Khusus (Nugsus) dua pegawai yang merupakan keluarganya tidak ditandatangai Kepala Puskesmas.

"Dari informasi yang saya dapat, Daeng Nyikko meminta agar Kepala Puskesmas diganti. Daeng Nyikko juga tidak suka kalau ada rapat kemudian terjadi perdebatan. Padahal itu kan wajar," ujar Esteratika.

Esteratika juga menyebut, ia mendengar isu dirinya pilih kasih terhadap bawahan. Pilih kasih ini menurutnya sangat keliru, ia menganggap Nugsus diperuntukkan untuk pegawai kesehatan dengan kinerja yang sesuai standar. 

"Saya tidak menandatangani Nugsus dua bawahan saya, karena memang kinerjanya di bawah standar. Itu berdasarkan keterangan penanggung jawab ruangan UGD. Dan tidak pernah mengajukan SK Nugsus untuk saya tanda tangani. Nugsus ini berlaku selama satu tahun," jelasnya.

Kata dia, sejauh ini juga Daeng Nyikko belum pernah komunikasi dengannya, dan langsung saja menutup puskesmas.

"Harapan saya puskesmas bisa dibuka kembali seperti biasa, agar masyarakat bisa kami layani kembali. Dua bawahan saya yang kenerjanya kurang, Rikaningsih dan Devita Amalia yang merupakan perawat dan memiliki hubungan keluarga dengan Daeng Nyikko. Kalau gajinya sendiri kami selalu bayarkan," ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Jeneponto, Syafruddin Nurdin, mengatakan, pihaknya telah melakukan pendekatan emosional dengan pemilik lahan. Lahan tersebut kata dia, memang tanah hibah.

"Yang terpenting dahulu adalah bagaimana puskesmas tersebut segera difungsikan kembali. Soal lahan, nanti di belakang diselesaikan. Saya coba pendekatan emosional," katanya.

Menurutnya, hanya karena keluarga pemilik lahan yang kerja di Puskesmas tersebut merasa keberatan dengan kebijakan Kepala Puskemas, sehingga kekesalannya dilampiaskan dengan menyegel Puskesmas.

Sementara ini pelayanan diakui dialihkan dulu ke semua Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Kapita, yang terdapat di Lima Pustu, di Wilayah Kecamatan Bangkala.

Kapolsek Bangkala Iptu Bahtiar mengatakan, sebelumnya Puskesmas Kapita memang ditutup dari kemarin. Namun setelah dilakukan rapat kordinasi usai salat Jumat di masjid, Puskemas Kapita sudah dibuka kembali segelnya. Untuk urusan lainnya, biar pemda yang selesaikan.

"Kami lakukan pendekatan sama dengan Dg Nyikko yang masih keluarganya Arzad Dg Limpo. Dg Nyikko ini kerja di Puskesmas sebagai cleaning service. Namun dengan kesepakatan dengan beberapa pihak. Akhirnya Puskesmas ini sudah dibuka dan sudah ada pelayanan," kata Bachtiar.

TAG

BERITA TERKAIT