RAKYATKU.COM, PALEMBANG - Andi Putra Wijaya (36), beberapa kali menghubungi Ismail Effendi (56). Namun pamannya itu tak menjawab. Sang ibu kemudian memerintahkan Andi untuk pergi ke rumah pamannya itu, di Rusun Blok 12 Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang, Sumatera Selatan.
Sampai di lokasi, pintu rumah ketua komunitas waria Palembang itu tergembok. Andi yang ditemani istrinya, kemudian mengintip dan mendapati tubuh waria yang akrab disapa Ita Sandy itu, tertelungkup.
Andi kemudian meminjam palu tetangga, lalu membuka paksa pintu. Saat melangkah masuk, bau busuk menyeruak. Dia melihat tubuh pamannya itu sudah membengkak, darahanya sudah menghitam. Andi kemudian kembali menutup pintu lalu melapor ke kepolisian.
Kapolsek Ilir Barat 1 Palembang, Kompol Masnoni, menyebutkan, korban dibunuh oleh orang dekat. Itu dari hasil penyelidikan, di mana tidak ada tetangga yang mendengar teriakan korban.
Kompol Masnoni juga menyebutkan, pelaku sempat mengambil sejumlah barang milik korban. Barang pribadi tersebut berupa dua buah handphone serta sebuah dompet milik korban.
Diduga pelaku membunuh korban, karena ingin menguasai harta korban. Berdasarkan penuturan rekan-rekan korban, saat itu komunitas korban baru saja mendapat bantuan dana Rp7 juta. Korban juga baru saja membeli sepeda motor baru.
Di dekat tubuh korban ditemukan sebuah balok kayu dan sebilah pisau yang berlumuran darah.
Setelah dilakukan autopsi, ditemukan sejumlah luka tusukan serta luka lebam di bagian tubuh korban.
Dari hasil autopsi tersebut diduga bahwa korban sempat melawan saat diserang oleh pelaku pembunuhan.
"Dari hasil autopsi, korban mengalami luka di bagian kepala kanan, jakun sedalam 8 cm dan pergelangan tangan, diduga sebelum dibunuh korban sempat melawan," ungkapnya sebagaimana dikutip dari tribunnews.