RAKYATKU.COM - Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara terkait cerita di balik perpanjangan izin PT Freeport tahun 2015. Jokowi membantah dirinya bertemu diam-diam dengan Presiden Freeport McMoran Inc kala itu, James R Moffet.
"Nggak sekali dua kali ketemu. Gimana sih, kok diam-diam? Ya Ketemu bolak balik, nggak ketemu sekali dua kali," elak Jokowi usai memberikan pembekalan saksi untuk TPS di El Hotel Royale, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).
Jokowi mengakui bertemu Moffet pada tahun 2015. Saat itu, Jokowi mengatakan, pertemuan membahas perpanjangan izin operasi Freeport.
"Ya perpanjangan, dia kan minta perpanjangan. Pertemuan bolak-balik memang yang diminta perpanjangan, terus apa?" ujar Jokowi seperti dikutip dari Detikcom.
Sebelumnya, mantan Menteri ESDM Sudirman menganggap pertemuan itu rahasia. Buktinya, sebelum masuk ke ruang kerja Jokowi, dia dibisiki ajudan presiden agar menganggap pertemuan tersebut tidak ada.
"Diam-diam gimana? pertemuan bolak-balik. Kalau pertemuan pasti ngomong gak diam diaman. Ada ada saja. Ya biasa lah. Ketemu dengan pengusaha ya biasa saja, ketemu konglomerat biasa saja, ketemu yang sekarang biasa saja, ngapain saya...," lanjut Jokowi.
Sudirman Said mengaku sempat menolak draf yang disodorkan Moffet karena merugikan Indonesia. Namun, Jokowi meminta agar draf itu saja yang digunakan. Padahal, Sudirman telah membuat konsep draf yang lebih menguntungkan Indonesia.
"Begini saja sudah mau, kalau mau lebih kuat, yang diberi saja (Moffet)," kata Sudirman Said menirukan pernyataan Jokowi saat itu.
Karena itu, menurut Sudirman surat perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia itu bukan atas inisiatifnya melainkan atas inisiatif presiden.
"Saya katakan surat itu perkuat posisi mereka, lemahkan posisi kita. Jadi kalau saya disalahkan karena posisi negara semakin lemah, maka salahkanlah yang menyuruh surat itu," katanya.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, saat dirinya menggantikan Sudirman Said, pada 14 Oktober 2016, bos Freeport McMoran sudah diganti.
"Waktu saya itu sudah Adkerson (Richard Adkerson), bukan Moffet saya tidak kenal Moffet," kata Jonan dalam konferensi pers di ESDM, Rabu (20/2/2019).
Sewaktu ia menjabat sebagai menteri, Jokowi sebagai presiden pun hanya memberi empat instruksi yakni; stabilitas investasi, divestasi, kelangsungan operasi setelah 2021, dan smelter. "Akhirnya kami tim menteri negosiasi dan hasilnya kayak sekarang," kata dia.
Ia memaparkan selama dua tahun itu Presiden Jokowi tidak pernah ada agenda terima khusus Richard Adkerson, berunding berdua, lalu hasil perundingannya diperintahkan ke menteri. "Tidak pernah seperti itu."
Untuk periode sebelumnya, Jonan menegaskan memang ada perjanjian-perjanjian tetapi saat itu dia belum menjabat.