Selasa, 19 Februari 2019 16:44
Jokowi dan Prabowo saling memberi hormat usai debat capres.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto sempat di-bully warganet gara-gara menyebut impor air dan swasembada air. Faktanya, Indonesia pengimpor air terbesar keenam dunia.

 

"Indonesia berhasil kalau bisa memenuhi pangan untuk rakyat, energi, dan air tanpa impor," ujar Prabowo Subianto pada debat kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu malam (17/2/2019).

Pernyataan itu sempat dianggap hoaks oleh beberapa warganet. Akun Twitter @Gerindra akhirnya menjelaskan maksud Prabowo. Juga menyertakan salah satu berita dari laman detik.com yang berjudul "Lewati Kedelai dan Gandum, RI Pengimpor Air Terbesar ke-6 di Dunia".

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi Gari Primananda mengatakan pernyataan Prabowo merupakan sebuah sindiran. 

 

"Sebuah negara yang besar seperti Indonesia, 2/3 wilayah merupakan air, kok kita sampai air saja impor. Angkanya kan gak signfikan. Itu menunjukkan betapa ketahanan kita secara pangan, energi dan air itu gak kuat, harus sampai ngimpor segala. Satire aja," katanya seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (19/2/2019).

Berdasarkan rekaman data perdagangan luar negeri yang dikompilasi oleh UN Comtrade, sebuah lembaga PBB, Indonesia ternyata melakukan impor air setiap tahun sejak 1989. UN Comtrade mencatat data perdagangan yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Air yang dimaksud dalam data perdagangan tersebut adalah semua air yang masuk dalam golongan kode HS 2201. Berdasarkan penjabaran yang dicantumkan di situs resmi Bea Cukai, definisi untuk barang dengan kode HS 2201 adalah air, termasuk air mineral alam atau artifisial dan air soda, tidak mengandung tambahan gula atau bahan pemanis lainnya maupun pemberi rasa; es dan salju.

Pada tahun 2017, Indonesia mengimpor air 3.168 ton. Namun demikian, jumlah tersebut relatif kecil bila dibandingkan ekspor air yang juga telah berlangsung setiap tahun. 

Pada tahun 2017, volume ekspor air mencapai 95.029 ton. Artinya, volume ekspor air Indonesia hampir 30 kali lipat volume impornya. Akan tetapi bila ditelusuri lebih lanjut, ternyata harga air yang diimpor jauh lebih mahal ketimbang harga air yang diekspor.

Untuk setiap satu kilogram air yang diimpor, Indonesia harus merogoh kocek sebesar US$ 0,76. Sedangkan air yang diekspor hanya dihargai US$ 0,2/kg atau lebih tiga kali lipat.

Sebagai informasi, negara utama asal air impor yang masuk ke Indonesia adalah Prancis. Maka tak heran banyak beredar air minum dengan merk Evian yang harganya relatif lebih mahal di masyarakat. Sedangkan tujuan utama ekspor air adalah Timor Leste, Filipina, dan Singapura.

DATA IMPOR AIR INDONESIA VERSI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

TAG

BERITA TERKAIT