Selasa, 19 Februari 2019 16:02
Sky News
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Bahasa tubuh Shamima Begum dalam wawancara dengan Sky News menunjukkan bahwa dia 'tidak emosional' dan 'mengharapkan simpati'.

 

Hal itu diungkapkan oleh pakar bahasa tubuh Judi James. Dia mengatakan bahwa melihat video wawancaranya, sangat sulit untuk merasa kasihan pada wanita berusia 19 tahun itu.

Wawancara itu dilakukan sesaat setelah Shamima melahirkan anak ketiganya pada hari Sabtu. Di situ dia mengungkapkan keinginannya untuk pulang ke Inggris, meskipun mengakui bahwa dia tidak menyesal telah pergi ke Suriah.

"Bahasa tubuh Shamina dalam rekaman ini membuatnya sangat sulit untuk merasakan simpati," kata Judi.

 

"Air mata, penampilan memohon atau permintaan maaf mungkin memiliki efek dramatis pada pendapat, tapi sebaliknya kita melihat seorang wanita memberikan jawaban yang tampaknya tidak emosional dan relatif tenang, hampir seolah-olah dia tidak bisa melihat apa yang mungkin terjadi.

"Kepalanya menunduk dan sedikit menoleh pada awalnya, tapi dia juga menggunakan kontak mata yang cukup untuk menyarankan kepercayaan diri."

Judi juga menyorot penggunaan kata-kata "kamu tahu" Shamima, seolah dia mengharapkan empati dan pengertian.

"Dia terlihat dan terdengar tidak menyadari bahwa apa yang telah dia lakukan tidak dalam batas normal," jelas Judi.

"Tapi mungkin sifat yang paling membingungkan adalah cara nada dan bahasa tubuhnya hampir sama, meskipun membahas hal-hal seperti eksekusi dan teman-temannya."

"Dia bahkan melakukan gerakan yang semakin berkurang ketika ditanya tentang orang tuanya atau bayinya yang mungkin dibawa pergi."

"Tidak mungkin mengatakan apakah ini keberanian atau tidak adanya tanggapan."

Shamima Begum meninggalkan Inggris ke Suriah ketika masih berusia 15 tahun. Dia menikah dengan seorang pejuang asal Belanda, hanya tingga minggu setelah berada di sana.

Dalam wawancaranya, Shamima mengatakan dia tertarik untuk pergi ke Suriah setelah melihat berita dan video di internet yang menekankan peran keluarga, dan menambahkan bahwa prioritas terbesarnya sekarang adalah putranya.

Tapi dia mengakui bahwa dia tahu jika ISIS melakukan pemenggalan dan eksekusi sebelum dia pergi, dan bahwa dia "OK dengan itu pada awalnya".

Ditanya apakah dia merasa telah melakukan kesalahan bepergian ke Suriah, dia berkata: "Di satu sisi, ya, tapi saya tidak menyesal karena itu mengubah saya sebagai manusia. Itu membuat saya lebih kuat, lebih tangguh, kamu tahu."

"Saya menikah dengan suami saya, saya tidak akan menemukan seseorang seperti dia di Inggris."

"Saya punya anak-anakku, saya bersenang-senang di sana. Hanya saja situasinya semakin sulit dan saya tidak tahan lagi dan saya harus pergi."

Shamima Begum melakukan wawancara itu di sebelah putranya yang baru lahir, yang menurutnya dinamai sesuai nama putranya yang telah meninggal.

TAG

BERITA TERKAIT