Sabtu, 16 Februari 2019 12:55
Via Mirror
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Foto-foto yang mengerikan menunjukkan kondisi kamp pengungsi di Suriah, di mana Shamima Begum, pengantin ISIS yang sedang hamil tua tinggal.

 

Kamp pengungsi al-Hawl terletak di Suriah utara, dan menampung sekitar 33.000 perempuan dan anak-anak yang melarikan diri.

Foto-foto itu menunjukkan tenda-tenda tersebar di atas tanah kering. Ada juga yang memperlihatkan orang-orang mengantri sambil membawa jergen, untuk mengambil air.

Kamp penuh sesak itu digambarkan sebagai "neraka untuk orang yang dingin dan lapar".

 

Lebih dari 50 bayi dan anak-anak meninggal karena kedinginan dan kelaparan di sana dalam tiga bulan terakhir saja. Dua anak shamima juga telah meninggal di kamp, karena kekurangan gizi.

Pada awalnya, al-Hawl adalah salah satu dari beberapa kamp sementara yang didirikan untuk mereka yang melarikan diri dari perang dengan ISIS.

Tapi kamp-kamp kumuh lain yang berada di dekatnya mengalami kerusakan parah selama bertahun-tahun. Akhirnya para wanita dan anak-anak berjalan melintasi padang pasir ke al-Hawl.

Kamp itu terus tumbuh dan tumbuh, hingga menjadi pusat pengungsi utama seperti sekarang, meskipun masih tetap tidak aman dan suram.

Wartawan Times, yang menemukan Shamima dan pertama kali melaporkan kesengsaraannya, menyebut al-Hawl sebagai "neraka" dan "sebuah desa terkutuk".

"Kamp al-Hawl adalah sebuah desa yang terkutuk, akhir dari perjalanan yang aneh dan brutal bagi ribuan istri jihadi berpakaian hitam," kata Reporter Richard Spencer.

Dan memang, banyak di pusat kekurangan gizi, hanya ada sedikit akses ke obat-obatan.

Saking banyaknya pengungsi, para pekerja bantuan di kamp kadang kewalahan dan orang-orang harus mengantri untuk diberi ruang di al-Hawl.

Bahkan, beberapa orang sering menghabiskan beberapa malam di tanah kosong, tanpa tenda atau selimut.

Shamima Begum menghilang dengan dua sahabatnya, Kadiza Sultana dan Amira Abase pada tahun 2015. Ketiganya terbang dari Bandara Gatwick ke Turki setelah memberi tahu orang tua mereka bahwa mereka akan keluar.

Shamima menikah dengan seorang pejuang muda ISIS asal Belanda bernama Yago Riedijk tiga minggu setelah dia tiba di Suriah.

Dia mengklaim bahwa suaminya kemudian ditangkap, dituduh sebagai mata-mata dan disiksa.

Dia meninggalkan Raqqa pada Januari 2017 bersama suami dan anak-anaknya yang berusia hampir dua tahun dan tiga bulan. Namun kedua buah hatinya meninggal baru-baru ini.

Sementara itu, suaminya menyerah kepada sekelompok pejuang Suriah yang bersekutu dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan dia belum melihatnya sejak saat itu.

TAG

BERITA TERKAIT