Sabtu, 16 Februari 2019 08:40
Ilustrasi
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, GOWA - Jumat, 15 Februari 2019. Siang itu, Murliaty Radjab Daeng Ugi, ada di luar rumah. Ketika dia tiba-tiba mendapat panggilan telepon.

 

"Pulangki cepat ma, Alimin gantung diri," ujar suara dari seberang.

Bagai petir di siang bolong, hati Murliaty runtuh mendengar kabar itu. Bergegas dia beranjak menuju rumahnya di Dusun Kaledupayya, Desa Taeng, kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa.

Di rumah, sudah banyak orang berkumpul. Murliaty buru-buru masuk di dalam kamar. Di situ, sudah ada menantunya, Nur Aisyah Fitri yang berurai air mata. Kakak ipar korban itu, yang pertama menemukan Alimin gantung diri di kamarnya.

 

Murliaty histeris melihat kondisi putranya, Muhammad Alimin Rahimatullah (17). Di dekatnya ada tali jemuran yang digunakan gantung diri. Murliaty sempat memberikan napas buatan. Namun, tak berhasil. Alimin sudah pergi untuk selama-lamanya.

"Anak saya menggunakan tali jemuran untuk melakukan aksinya dalam kamarnya. Sempat saya berikan napas buatan kepada anak saya, namun tidak berhasil," ungkapnya.

Muhammad Alimin Rahimatullah (17) adalah salah satu pelajar kelas 1 di SMK Somba Opu, bungsu dari 3 bersaudara, pasangan Usman Syam Daeng Mangung dengan Murliaty Radjab Daeng Ugi. Kedua orang tua Alimin, telah pisah sejak 2003 silam.

Kapolsek Pallangga, AKP Saenal Azis menjelaskan, pihaknya belum tahu pasti motif bunuh diri tersebut, namun korban tersebut sebelumnya sempat menabrak anggota TNI AD di Jalan Andi Tonro, Kamis (14/2/2019) pukul 13.00 Wita.

TAG

BERITA TERKAIT