Kamis, 14 Februari 2019 08:57
Renu, saudara Shamima memegang foto saudara perempuannya yang kabur ke Suriah
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Seorang gadis dari London timur yang melarikan diri ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada usia 15 tahun memohon untuk kembali ke Inggris.

 

Dia sekarang sedang hamil, dan berharap anaknya dapat dirawat dengan baik di negara asalnya.

Shamima Begum menghilang dengan dua sahabatnya, Kadiza Sultana dan Amira Abase pada tahun 2015. 

Ketiganya terbang dari Bandara Gatwick ke Turki setelah memberi tahu orang tua mereka bahwa mereka akan keluar.

 

Baru-baru ini Shamina ditemukan di sebuah kamp pengungsi di Suriah Utara. Dia telah berbicara dengan wartawan Time dan mengungkapkan bagaimana kehidupannya.

Dia mengatakan bahwa harapannya saat ini adalah pulang ke rumah, karena mengkhawatirkan kesehatan anak dalam kandungannya.

Dua anak pertamanya meninggal karena penyakit dan kekurangan gizi. Itu membuatnya "terlalu protektif" terhadap anaknya yang belum lahir.

Shamima dijadwalkan akan melahirkan dalam waktu dekat dan mengatakan bahwa dia ingin kembali ke Inggris karena dia "tahu bayinya akan dirawat".

"Saya takut bayi ini akan sakit di kamp ini," katanya kepada Times, Anthony Lloyd.

"Karena itulah aku ingin kembali ke lnggris, karena aku tahu bayiku akan dirawat."

Shamima juga mengkonfirmasi bahwa salah satu teman yang melarikan diri bersamanya, Kadiza, terbunuh setelah rumahnya di Raqqa dibom.

Sementara itu, dia baru-baru ini mendengar kabar dari orang lain bahwa Abase mungkin masih hidup.

Ditanya mengenai keputusannya pergi ke Suriah, Shamima mengatakan dia tidak menyesal. Satu-satunya alasan dia ingin kembali ke Inggris adalah anaknya.

Shamima menikah dengan seorang pejuang muda ISIS asal Belanda bernama Yago Riedijk tiga minggu setelah dia tiba di Suriah.

Dia mengklaim bahwa suaminya kemudian ditangkap, dituduh sebagai mata-mata dan disiksa.

Dia meninggalkan Raqqa pada Januari 2017 bersama suami dan anak-anaknya yang berusia hampir dua tahun dan tiga bulan. Namun kedua buah hatinya meninggal baru-baru ini.

Sementara itu, suaminya menyerah kepada sekelompok pejuang Suriah yang bersekutu dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan dia belum melihatnya sejak saat itu.

Dia kini tinggal di kamp pengungsi al-Hawl di Suriah utara di mana dia berada di antara 39.000 lainnya.

"Sesekali ada bom, tapi itu hanya kehidupan normal," katanya tentang kehidupan barunya.

TAG

BERITA TERKAIT