RAKYATKU.COM - Mayoritas pesepak bola profesional menjadikan tim-tim besar Eropa sebagai impinannya. Akan tetapi, sepertinya hal itu pengecualian bagi Medhi Benatia.
Dilansir The Sun, pesepak bola 31 tahun memilih Al Duhail sebagai klub barunya usai hengkang dari Juventus. Dia lebih menyukai merumput bersama klub di Qatar itu ketimbang pindah ke tim besar lainnya.
Sebelum bergabung dengan Al Duhail, Benatia dikabarkan didekati dua klub Liga Inggris, Manchester United dan Arsenal. Namun, pada akhirnya pria Maroko itu menolak karena ingin anak-anaknya tumbuh di lingkungan islami, termasuk Qatar. Qatar merupakan salah satu negara Teluk yang mayoritas muslim dan menjadikan Islam sebagai agama resmi.
"Saya ingin anak-anak saya tumbuh besar di lingkungan tempat tinggal yang islami. Saya bisa saja memilih klub di Uni Emirat Arab (UEA) atau Arab Saudi, tetapi saya cenderung pada Al Duhail. Ada banyak pemain Maroko yang bermain di tim nasional dan sekaligus (bermain) di klub-klub Teluk," kata Benatia.
"Pelatih (tim nasional Maroko) Herve Renard sangat tahu tentang saya. Jika dia melihat saya tidak layak ada di timnas, saya akan menghormati keputusan itu," tuturnya.
Eks bek AS Roma dan Bayern Muenchen itu menjadi kapten tim nasional Maroko dalam gelaran Piala Dunia di Rusia pada 2018 lalu.
Debutnya bersama Al Duhail adalah laga melawan Al Ghafara yang berakhir 1-0 untuk Al Ghafara.
Benatia mengaku dapat memahami berbagai kritik yang dialamatkan kepadanya. Namun, dia meminta semua pihak menghormati keputusannya.
"Saya menghadapi suara-suara kritis dari komentator olah raga Maroko setelah pindah ke Doha (Qatar), tetapi saya juga ingin orang-orang menghormati keputusan saya karena itulah yang terbaik buat saya dan keluarga saya," ucapnya.