Selasa, 12 Februari 2019 06:03
Nurdin Abdullah dan Jokowi.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM - Berita terpopuler yang banyak dipilih pembaca Rakyatku.com pada edisi kemarin, adalah terkait elektabilitas Jokowi yang anjlok di Bantaeng, juga fakta baru tentang taruna ATKP Makassar yang dipaksa minum air satu galon, juga petinggi Partai Berkarya yang tinggalkan Prabowo dan memilih Jokowi. Berikut berita terpopuler tersebut:

 

1. Elektabilitas Jokowi Anjlok, Nurdin Abdullah: Tega Nggak Orang Bantaeng Kasih Suara Segitu?

Survei Celebes Research Center (CRC) menunjukkan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, kalah telak dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. 

 

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tercatat cuma 16,7 persen sedangkan Prabowo-Sandi sebesar 70,0 persen. Survei CRC ini digelar pada Januari 2019.

Dewan Penasehat Tim Kampanye Daerah (TKD) Sulsel Jokowi-Ma'ruf, Nurdin Abdullah menanggapi hasil temuan CRC itu. Katanya, apakah masyarakat Bantaeng tega memberikan suara hanya segitu untuk Jokowi-Ma'ruf. 

"Saya cuma mau mengatakan, tega gak orang Bantaeng kasih suara segitu," kata Nurdin yang saat ini menjabat gubernur Sulsel,  Senin (11/2/2019).

Mantan bupati Bantaeng dua periode mengaku kini susah bergerak di kabupaten berjuluk Butta Toa itu. Apalagi katanya, bupati dan wakil bupati Bantaeng, berasal dari parpol pendukung Prabowo-Sandi. 

"Saya sudah tidak punya tanggung jawab lagi Bantaeng. Bupati sudah berubah. Wakilnya PKS. Bupatinya Gerindra. Lawanmi itu," tambahnya.

Namun ia masih optimis, Jokowi-Ma'ruf minimal bisa mendapat suara lebih banyak lagi di Bantaeng. 

"Lihatlah hasil akhir nanti. Tegakah orang Bantaeng kasih saya suara segitu," pungkasnya. 

2. Dukung Jokowi, Ternyata Ini Alasan Wakil Ketua Umum Partai Berkarya Tinggalkan Prabowo

Muchdi Pr dikenal sebagai sahabat karib Prabowo Subianto sejak masih sama-sama aktif di TNI. dia juga sama-sama mendirikan Partai Gerindra. Lalu, mengapa mendukung Jokowi?

Dukungan Muchdi Pr ini mengejutkan. Maklum, selain bersahabat dengan Prabowo, dia juga saat ini menjabat wakil ketua umum Partai Berkarya. Partai yang dipimpin Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto itu itu secara resmi mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di Pilpres 2019.

Muchdi PR menghadiri deklarasi dukungan purnawirawan TNI ke Jokowi-Ma'ruf di JIEXPO Kemayoran, Minggu (10/2/2019). Ternyata dia punya alasan tersendiri mendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Yang pertama karena saya melihat Pak Jokowi ini sudah berbuat banyak selama lima tahun ini. Itu jelas pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat dan rakyat Indonesia sudah jelas kan," kata Muchdi. 

Muchdi mencontohkan pembangunan di era Jokowi yaitu jalan tol, bandara, hingga pelabuhan. Menurutnya, pembangunan semacam itu tidak terjadi di pemerintahan era sebelumnya. 

"Itu selama setelah reformasi 15 tahun tidak dilakukan presiden siapapun. Itu kenapa saya memilih Jokowi sebagai capres 2019," ungkapnya. 

"Pak Prabowo kan kawan saya. Jadi saya kira, itu mungkin tidak bisa dilakukan oleh Pak Prabowo 5 tahun ke depan," ujar mantan Danjen Kopassus ini seperti dikutip dari Detikcom.

3. Disuruh Minum Air Satu Galon Lalu Ditinju, Taruna ATKP Makassar Langganan Rumah Sakit

???????

Satu per satu kasus kekerasan di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, terkuak.

Setelah orang tua taruna curhat ke Pelda Daniel Pongkala, ayah mendiang Aldama Putra Pongkala, taruna yang tewas usai dianiaya, kini keluarga mantan taruna ikut bersuara.

Salah seorang kerabat taruna curhat di Facebook. Akun @Iermha Tenri Gowa menyebutkan, adik sepupunya mengundurkan diri dari sekolah kedinasan itu tahun lalu.

Nama taruna dimaksud kata @Iermha Tenri Gowa adalah Akbar Maulana. Akbar mengundurkan diri dari ATKP Makassar, karena tidak tahan dengan siksaan yang dialaminya.

@Iermha Tenri Gowa mengaku, sepupunya pernah disuruh minum air satu galon sampai mual-mual. Setelah itu ulu hatinya dipukul, ditinju di bagian hidung.

Sehingga hampir setiap hari, Akbar masuk poli. 

"Dan masih banyak lagi siksaan yang dialaminya. Padahal sudah setahun lebih dia di sana..dia disiksa oleh seniornya," tulis @Iermha Tenri Gowa.

Sebelumnya, orangtua taruna tingkat I Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar yang satu tingkat dengan korban Aldama Putra Pongkala, membongkar kekerasan di dalam ATKP Makassar.

Para orangtua taruna angkatan 2018, mengungkapkan kekerasan tersebut kepada ayah Aldama, Pelda Daniel Pongkala. Pelda Daniel mengatakan, sejumlah orang tua taruna-taruni menyebutkan, anaknya sering dianiaya.

Taruna-taruni disiksa oleh senior-seniornya, mulai dari perpeloncoan dengan memberikan satu cokelat kemudian cokelat itu dimakan oleh yang lain, setelah itu dikumur-kumur.

"Sisa kumur-kumur itu harus diminum oleh taruna-taruni. Hanya dua pilihan, dipukul atau minum sisa kumur-kumur itu. Taruna-taruni terpaksa meminumnya karena takut dipukul," ucapnya.

Tidak hanya disuruh minum sisa kumur-kumur itu. Taruna-taruni juga disuruh make up dengan memakai autan. Autan itu harus full di muka taruna-taruni, jika tidak ganjaran juga dipukuli oleh senior-seniornya.

"Autan itu mengandung racun. Kalau masuk mata bisa bahaya. Yang paling parah, itu taruna-taruni termasuk anak saya, disuruh meminum sabun, sabun itu racun bukan untuk diminum. Ini artinya bukan lagi pendidikan tapi penyiksaan kayak binatang," bebernya.

Pagi kemarin, Senin (11/2/2019), Direktur ATKP Makassar resmi diganti dari Agus Susanto ke Achmad Setiyo Prabowo dari ATKP Medan. Pelantikan dan sertijab digelar di Kantor Kemenhub RI, Jakarta.

TAG

BERITA TERKAIT