Senin, 11 Februari 2019 23:31
Alumni SM-3T mendorong sepeda motornya saat berusaha menembus daerah longsor menuju Dusun Parang-Parang, Desa Buakkang, Kecamatan Bongaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, GOWA - Sabtu, 9 Februari 2019. Sekitar pukul 11.00 Wita. Puluhan alumni SM-3T Institut dipimpin langsung Direktur Masyarakat SM-3T Institute, Akhiruddin, mengunjungi korban longsor di Gowa, Sulsel.

 

Dengan susah payah, mereka menembus medan berat. Ada sekitar dua jam setengah, mereka baru bisa tembus hingga sampai Dusun Parang-Parang, Desa Buakkang, Kecamatan Bongaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

SM-3T Institute, menginisiasi “Kelas Berbagi dan SM-3T Peduli”. Sekolah ini berjarak kurang lebih 50 kilometer dari ibu kota Kabupaten, dengan akses jalan berbatu dan berlumpur, sebab sisa longsor yang menyapu perumahan warga dan akses jalan.

Rombongan menuju k lokasi dengan menggunakan mobil pikap dan kendaraan roda dua.

 

Tim berangkat di bawah guyuran hujan, pukul 13.30 Wita tiba di ceck point pertama.

Di mana mobil pikap harus disimpan karena adanya longsoran yang menghalangi kendaraan roda empat. Dari titik ini, barang diangkat oleh tim menempuh jalan yang menanjak dengan berjalan kaki. 

Sedangkan kendaraan roda dua harus menempuh jalur lain, yang medannya lebih berat.

Sisa-sisa reruntuhan rumah terlihat jelas bersatu dengan tanah, bangkai mobil, kerikil, dan batu besar. 

Kurang lebih tujuh kali, tim melewati jalanan penuh longsoran yang harus membuat kendaraan tergenang oleh lumpur.

Setibanya di lokasi kegiatan, para alumni SM-3T berbagi cerita untuk para peserta didik yang terdampak bencana. 

Kelas Berbagi dilaksanakan di dalam ruang kelas yang dihadiri 34 peserta didik. 

Masih tersisa wajah-wajah yang menyimpan trauma, sebab menyaksikan langsung bagaimana geliat bencana longsor menyapu rumah mereka.

Setelah kegiatan Kelas Berbagi, dilanjutkan dengan program SM-3T Peduli. 

Peserta didik diberikan paket alat tulis dan tas, untuk mereka gunakan ke sekolah. 

Senyum merekah terhampar jelas dari raut wajah para peserta didik.

“Bantuan yang menyasar langsung ke peserta didik setelah bencana ini terjadi, merupakan yang pertama di sekolah kami," ungkap Hastawati, salah seorang pendidik di SD Inpres Inpres Parang Beru.

Di lokasi itu juga, tim menyisir rumah warga sekitar yang terdampak bencana dan memberikan sembako kepada mereka.

“Kegiatan ini menunjukkan komitmen dan dedikasi kami sebagai alumni SM-3T Indonesia, untuk tetap tak berhenti peduli. Semoga alumni SM-3T bisa menunjukan semangat, meski harus menyasar daerah yang sulit terjangkau. Kembali menorehkan kemampuan terbaiknya, dalam melayani kemanusiaan dan memberikan yang terbaik dalam ranah kepeduliaan,” ungkap Akhiruddin.

Ini adalah irisan pertama, dalam rangka menyasar tiga kabupaten yang terdampak bencana. Setelah kabupaten Gowa, tim akan menyambangi kabupaten berikutnya, yaitu Kabupaten Jeneponto. Semua pemberian donasi ini merupakan hasil urunan dari seluruh Alumni SM-3T yang tersebar di Indonesia.

Penulis: Sri Wahyuni (Guru SM-3T Angkatan V)

TAG

BERITA TERKAIT