Senin, 11 Februari 2019 21:28
Penampakan kampus ATKP Makassar dari depan.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Satu per satu kasus kekerasan di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, terkuak.

 

Setelah orang tua taruna curhat ke Pelda Daniel Pongkala, ayah mendiang Aldama Putra Pongkala, taruna yang tewas usai dianiaya, kini keluarga mantan taruna ikut bersuara.

Salah seorang kerabat taruna curhat di Facebook. Akun @Iermha Tenri Gowa menyebutkan, adik sepupunya mengundurkan diri dari sekolah kedinasan itu tahun lalu.

Nama taruna dimaksud kata @Iermha Tenri Gowa adalah Akbar Maulana. Akbar mengundurkan diri dari ATKP Makassar, karena tidak tahan dengan siksaan yang dialaminya.

 

@Iermha Tenri Gowa mengaku, sepupunya pernah disuruh minum air satu galon sampai mual-mual. Setelah itu ulu hatinya dipukul, ditinju di bagian hidung.

Sehingga hampir setiap hari, Akbar masuk poli. 

"Dan masih banyak lagi siksaan yang dialaminya. Padahal sudah setahun lebih dia di sana..dia disiksa oleh seniornya," tulis @Iermha Tenri Gowa.

Sebelumnya, orangtua taruna tingkat I Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar yang satu tingkat dengan korban Aldama Putra Pongkala, membongkar kekerasan di dalam ATKP Makassar.

Para orangtua taruna angkatan 2018, mengungkapkan kekerasan tersebut kepada ayah Aldama, Pelda Daniel Pongkala. Pelda Daniel mengatakan, sejumlah orang tua taruna-taruni menyebutkan, anaknya sering dianiaya.

"Anak-anak taruna-taruni di dalam ATKP Makassar, banyak yang dianiaya atau disiksa setiap hari," ujar Pelda Daniel Pongkala, saat ditemui di kediamannya, Minggu (10/2/2019).

Taruna-taruni disiksa oleh senior-seniornya, mulai dari perpeloncoan dengan memberikan satu cokelat kemudian cokelat itu dimakan oleh yang lain, setelah itu dikumur-kumur.

"Sisa kumur-kumur itu harus diminum oleh taruna-taruni. Hanya dua pilihan, dipukul atau minum sisa kumur-kumur itu. Taruna-taruni terpaksa meminumnya karena takut dipukul," ucapnya.

Tidak hanya disuruh minum sisa kumur-kumur itu. Taruna-taruni juga disuruh make up dengan memakai autan. Autan itu harus full di muka taruna-taruni, jika tidak ganjaran juga dipukuli oleh senior-seniornya.

"Autan itu mengandung racun. Kalau masuk mata bisa bahaya. Yang paling parah, itu taruna-taruni termasuk anak saya, disuruh meminum sabun, sabun itu racun bukan untuk diminum. Ini artinya bukan lagi pendidikan tapi penyiksaan kayak binatang," bebernya.

Pagi tadi, Senin (11/2/2019), Direktur ATKP Makassar resmi diganti dari Agus Susanto ke Achmad Setiyo Prabowo dari ATKP Medan. Pelantikan dan sertijab digelar di Kantor Kemenhub RI, Jakarta.

TAG

BERITA TERKAIT