Minggu, 10 Februari 2019 09:46
Ilustrasi
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Jumat, 8 Februari 2019. Jarum jam dinding menunjukkan pukul 17.00 WIB.

 

Di sebuah rumah kontrakan, wilayah Kelurahan Cimpauen, Kecamatan Tapos, Depok, Tangerang, Fitri (2), tampak sedang bermain-main. Ibu, Eni (19), sedang tak di rumah. Dia pergi mengamen.

Bocah itu hanya berdua dengan ayah tirinya, Hari Kurniawan (24), yang juga berprofesi sebagai pengamen jalanan.

Entah kenapa, Hari kemudian sangat jengkel. Dia lalu melampiaskan ke Fitri. Dia mebanting bocah 2 tahun itu. Saat Fitri hendak menangis, dia membekap mulutnya, agar tak terdengar tetangga.

 

Bekapan itu, justru membuat Fitri tak bernapas. Melihat itu, Hari sangat panik.

Jelang magrib itu, Hari dengan panik mendatangi tetangganya, Latifa (60), mengabarkan kalau Fitri tidak bernapas.

Latifa dan suaminya, Bayu (69), kemudian meminta Hari membawa Fitri ke bidan Rasenih yang letaknya hanya sekitar lima menit dari kontrakan.

Oleh bidan Rasenih, Fitri diberi alat bantu pernafasan dan dinyatakan masih bernyawa. Namun bidan menyarankan dibawa ke rumah sakit yang memiliki peralatan medis lebih lengkap.

Karena tak ada warga yang memiliki uang, Fitri dibawa ke dokter Johan, yang membuka praktik di RW 05 Kelurahan Cimpauen, namun dirujuk kembali ke rumah sakit oleh dokter Johan.

"Dibawa ke Bidan karena lokasinya dekat dan warga enggak ada yang punya uang, kalau ke RS kan butuh jaminan. Di Bidan sih bilangnya Fitri masih bernyawa, tapi warga enggak yakin karena kondisinya lemas," tutur Bayu sebagaimana dilansir dari Tribunnews.

Dari dokter Johan, Fitri dibawa kembali ke kontrakan Hari, karena menduga sudah tak bernyawa Bayu melapor kepada ke Ketua RT 01 Romie Remaja Putra (47), guna menanyakan langkah yang harus diambil.

Melihat kondisi Fitri yang meninggal dalam keadaan tak wajar, Romie bergegas menghubungi Polsek Cimanggis dan Bhabinkantibmas, Kelurahan Cimpauen.

"Saya lihat kondisinya sudah tak bernyawa, dan meninggal dalam keadaan tidak wajar. Karena mohon maaf, kotorannya sudah keluar. Akhirnya saya hubungi Polsek Cimanggis dan Bhabinkantibmas," jelas Romie.

Sekira pukul 19.00 WIB, penyidik Unit Reskrim Polsek Cimanggis dan Tim Identifikasi Polresta Depok tiba di lokasi, dan sempat memeriksa Fitri sampai akhirnya dinyatakan meninggal.

Kala mendapat kabar anaknya dibunuh suaminya, Eni yang baru pulang mengamen, bergegas mengecek kontrakan dan mendapati buah hatinya sudah tak bernyawa.

"Pas sampai kontrakan ternyata anaknya benar sudah tidak bernyawa. Saat itu suaminya memang ada di kontrakan, memang dugaan sementara ada tindak penganiayaan," kata Kapolsek Cimanggis Kompol Suyud.

Eni menyampaikan kepada Latifa, tetangganya, tentang kekesalannya atas ulah suaminya, Hari, yang kerap membanting putrinya.

"Bu aku kesal, anak saya dibanting sama suami," curhat Eni ke Latifa.

Menurut Latifa, curhat Eni itu ketika pas hari Imlek. 

"Jadi sebelum kejadian ini, sudah disiksa parah. Kalau pas kejadian suaminya ngaku membekap mulut anaknya," kata Latifa.

Hari Kurniawan digelandang penyidik Unit Reskrim Polsek Cimanggis, guna menjalani pemeriksaan dan memastikan bagaimana kronologis sampai bayi perempuan tak berdosa itu meninggal.

TAG

BERITA TERKAIT