RAKYATKU.COM - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Faldo Maldini menanggap sinyal tak biasa dari Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Menurut Faldo, politikus Partai Golkar itu tak lagi segarang dulu saat membela petahana pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Indikasi itu setidaknya terbaca dalam dua momentum belakangan ini.
Pertama, terkait pernyataan Prabowo Subianto yang berseloroh agar nama Menteri Keuangan diganti saja menjadi "Menteri Pencetak Utang". Menanggapi sindiran itu, Luhut hanya berkomentar datar dan singkat.
"Jadi orang yang bilang menteri utang, neneknya menteri utang," kata Luhut saat menjadi salah satu pembicara dalam DBS Asian Insights Confference yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Kedua, terkait kebocoran anggaran yang berkali-kali disampaikan Prabowo dalam beberapa kesempatan. Prabowo menyebut kebocoran anggaran negara mencapai Rp500 triliun per tahun.
Menariknya, Luhut tidak membantah adanya kebocoran anggaran tersebut. Dia hanya mengoreksi angkanya yang tidak sebesar yang disebutkan Prabowo.
"Saya pikir berlebihan, bocor pasti memang ada yang bocor, tetapi kalau dibilang berlebihan itu sama sekali tidak. Ndak betul itu, bohong itu," jelas Luhut kepada wartawan, Jumat (8/2/2019).
Ketua Bravo 5 pada Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin itu hanya meminta agar pernyataan Prabowo tersebut dibuktikan. "Kalau dia mau, buktikan itu. Kita ngapain sih capek-capek lapor-melapor itu. Biarin saja mereka bohong," kata Luhut.
Berdasarkan dua pernyataan tersebut, Faldo yang juga wakil sekretaris jenderal (Wasekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) menilai Luhut sudah berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.
"Saya merasa ada yang berbeda dengan sikap Pak Luhut dalam isu ini. Biasanya, beliau kan kenceng bela petahana. 'Yang berani sentuh petahana, hadapi saya!' atau 'Saya bongkar dosanya!', tetapi kok ini agak lunak, cuma bilang jangan berlebihan, buktikan saja," kata Faldo.
"Pernyataannya bukan Pak Luhut banget sih, malah itu bikin saya bertanya-tanya, sepertinya ada yang janggal," lanjutnya.
Terkait bukti yang diminta Luhut, menurutnya sudah ada dalam buku berjudul "Paradoks Indonesia" yang ditulis Prabowo.
"Kalau Pak Luhut mau bukti, nanti kami kirimkan buku 'Paradoks Indonesia' karya Letjen (Purn) Prabowo Subianto ke kantor Bapak. Di situ, ada semua penjelasan dengan bukti-bukti yang konkret. Mau ke alamat kantor yang mana? Kabari saja, ke kementerian atau ke kantor Toba Tambang, dua-duanya juga oke," ujar Faldo seperti dikutip dari Detikcom.