Kamis, 07 Februari 2019 09:43
Aldama Putra semasa hidup.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ayah Aldama Putra, Pelda Daniel Pongkala, mengatakan dirinya masih tidak percaya polisi hanya menetapkan satu orang tersangka pelaku penganiayaan yang menyebabkan anaknya meninggal dunia. 

 

Alasannya karena, Aldama merupakan atlet karate yang sudah memegang sabuk hitam. Ia sudah menguasai banyak jurus. Daniel yang juga anggota TNI AU menyebut bahkan tiga orang yang memukul badan Aldama, sangat sulit membuatnya jatuh.

"Dari penglihatan saya lebih dari satu orang yang pukul dan alasannya kalau satu orang dia kuat dia atlet karate, dan sudah mempunyai sanchin," ujar Daniel saat ditemui Rakyatku.com di kediamannya.

Sanchin merupakan latihan pernapasan. Cara berlatihnya tidaklah dengan pernapasan dada, namun dengan perut. Kemudian dikontraksikan kepada otot kaki (kuda-kuda), tangan (pukulan dan tangkisan), pundak, dan seluruh tubuh.

 

"Sanchin itu hanya orang kareta yang tahu. Itu bisa menahan napas dan bisa dia tahan kalau satu hingga dua orang yang dihadapi, bisa saja dia dikeroyok dan satu atau ganti-gantian sehingga anak saya bisa tumbang," jelasnya.

Daniel juga mengatakan sikap tobat tidak boleh diberikan kepada anak taruna. "Sikap tobat dan gaya militer seperti itu tidak boleh ada di kampus dan mereka bukan militer. Saya rasa pengawasan itu kurang dan di saat anak saya dipukul ke mana pelatihnya dan seandainya ada pengawasan tidak sampai di sini korban anak saya," tutupnya. 

Sebelumnya, Polrestabes Makassar telah menetapkan satu orang tersangka pelaku penganiayaan Aldama, dia adalah seniornya sendiri di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, ?Muhammad Rusdi, satu tingkat di atasnya.

TAG

BERITA TERKAIT