RAKYATKU.COM - Korea Utara dilaporkan mengambil langkah-langkah untuk melindungi cadangan nuklir dan misilnya dari potensi serangan militer.
Hal itu dirinci dalam sebuah laporan rahasia setebal 317 halaman, oleh komite sanksi Dewan Keamanan PBB yang diperoleh oleh Reuters pada hari Senin.
Isinya menjelaskan bahwa Pyongyang menggunakan "fasilitas sipil, termasuk bandara, untuk perakitan dan pengujian rudal balistik dengan tujuan untuk secara efektif mencegah 'serangan' pada sejumlah kecil lokasi perakitan serta pabrik nuklir dan rudal yang diidentifikasi."
Selain itu, laporan tersebut juga menekankan bahwa DPRK terus mengabaikan resolusi DK PBB melalui "transfer kapal-ke-kapal ilegal untuk produk minyak bumi dan batubara."
Dewan Keamanan telah berulang kali memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara sejak 2006, ketika negara itu pertama kali melakukan uji coba nuklir.
"Pelanggaran-pelanggaran ini membuat sanksi PBB terbaru tidak efektif," demikian bunyi laporan itu, merujuk pada delapan resolusi terakhir dewan yang melarang ekspor batu bara, minyak mentah, minyak bumi dan timah Korea Utara.
Lebih lanjut, laporan itu menuduh Pyongyang melanggar embargo senjata PBB dan menggunakan "serangan cyber untuk secara ilegal melakukan transfer dana dari lembaga keuangan dan pertukaran mata uang kripto untuk menghindari sanksi keuangan."
Menurut Reuters, Laporan rahasia itu pada awalnya diserahkan kepada komite sanksi yang terdiri dari 15 orang pada hari Jumat.
Perkembangan terbaru ini muncul beberapa minggu sebelum Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melakukan pertemuan. Kabarnya itu akan diadakan di Vietnam akhir bulan ini.