Rabu, 06 Februari 2019 12:11
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan sebagian besar masyarakat di Indonesia. Kejadian ini terus berulang setiap tahun dan mesti ada perencanaan serta evaluasi program pengendalian DBD. 

 

"Pengendalian DBD selama ini dilakukan pemerintah seperti melakukan fogging, salah satu cara pengendalian konvensional. Sebab fogging dilakukan oleh layanan kesehatan di saat ada laporan kasus," kata Direktur Eksekutif Shihha Care Comunity, Sapriadi Saleh, Rabu (6/2/2019).

Menurutnya metode fogging juga hanya bersifat sementara. Sebab hanya dapat membunuh nyamuk dewasa saja. Setelah beberapa hari pasca-fogging, lahir lagi jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti.

Pencegahan dan pengendalian DBD harus harus ditingkatkan dengan upaya pelibatan masyarakat secara aktif partisipatif, kata dia. "Nah, untuk terlibatnya masyarakat, maka lebih awal masyarakat harus mendapatkan pemahaman baik dan benar melalui pemberian informasi dari petugas kesehatan," jelasnya.

 

Selain itu perlu pelibatan semua komponen dilakukan dengan meningkatkan konsep kemitraan. Utamanya pada institusi pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Salah satu metode pelibatan masyarakat metode satu rumah satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI. 

Perannya adalah memastikan bagaiman setiap adanya genangan air seperti di bak mandi, jumantik dapat melakukan pembersihan air baik melalui menguras dan membilasnya.

"Ini saya kira perlu disosialisasikan kepada masyarakat dengan baik sebab cukup bagus sebagai metode memberantas nyamuk penyebab penyakit langsung dari sumbernya, yakni jentik nyamuk. Ketimbang dengan fogging yang hanya memberantas nyamuk dewasa saja," pungkasnya.

TAG

BERITA TERKAIT