RAKYATKU.COM - Presiden Nicolas Maduro menulis surat kepada Paus Fransiskus untuk memintanya menjadi penengah dalam situasi politik di Venezuela.
Status pemerintahan Venezuela sedang menghadapi perpecahan yang mendalam. Di lain sisi, lebih dari selusin negara Barat, termasuk AS telah mengakui ketua parlemen Venezuela, Juan Guaido sebagai presiden sementara. Di sisi lain, Rusia, China, Bolivia, Kuba, Iran dan yang lain terus mendukung kepresidenan Maduro.
Menanggapi krisis legitimasi, Maduro mengatakan telah mengirim surat ke Roma dan meminta Paus untuk membantu menjadi penengah.
“Paus tahu bahwa saya adalah seorang praktisi agama. Saya berdoa, seorang Kristen yang berdoa dan bertindak. Dan dengan semangat ini saya meminta bantuan,” kata Maduro pada media Italia, Sky Tg24 pada 4 Februari.
Surat Maduro untuk dibenarkan oleh Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin. Berbicara kepada wartawan di Abu Dhabi, dia mengatakan bahwa surat Maduro meminta dialog.
Catatan presiden Maduro di Venezuela telah dirusak oleh kekerasan dan pergolakan sosial, dengan kekurangan bahan pokok dan hiperinflasi yang parah, membuat jutaan rakyat Venezuela beremigrasi.
Maduro dilantik untuk periode kedua pada 10 Januari, setelah memenangkan pemilihan bersengketa, di mana kandidat oposisi dilarang mencalonkan diri atau dipenjara.
Lalu, pada 23 Januari, Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara, dan dia menerima dukungan dari AS.
Pekan lalu, Paus mengatakan kepada wartawan bahwa “saat ini saya mendukung semua rakyat Venezuela, mereja adalah rakyat yang menderita, termasuk mereka yang satu sisi dan yang lainnya. Semua orang menderita."
Dia kemudian menyerukan solusi yang adil dan damai "tanpa pertumpahan darah."