Rabu, 06 Februari 2019 08:28
Presiden Rusia, Vladimir Putin (Getty Images)
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Media Rusia menanggapi pengumuman AS yang ingin keluar dari perjanjian nuklir era Perang Dingin dengan amarah.

 

Perjanjian Intermediate Nuclear Forces (INF) melarang rudal nuklir berbasis darat dengan jangkauan antara 500 hingga 5.500 km. Itu disepakati pada tahun 1987 ketika Rusia dan AS telah menghuni sebagian besar Eropa dengan rudal nuklir jarak menengah.

AS dan NATO baru-baru ini menyimpulkan bahwa Rusia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan senjata berkemampuan nuklir yang dilarang, sehingga membuat perjanjian itu tidak berarti.

AS menanggapi dengan mengatakan akan menarik diri dari perjanjian. Namun itu menuai kritikan di Rusia. Sebuah tinjauan BBC atas surat kabar Rusia mengungkapkan beberapa ide mengerikan.

 

"Jika Amerika mengerahkan rudal baru mereka di dekat perbatasan Rusia, dan sebagai tanggapan kami mengerahkan rudal kami, maka tentu saja, risiko konflik [nuklir] meningkat tajam," kata seorang pakar pengendalian senjata kepada satu surat kabar.

"Jika rudal AS dikerahkan di Polandia atau negara-negara Baltik, mereka akan dapat mencapai Rusia dalam beberapa menit. Dalam peristiwa seperti itu, cara Rusia saat ini menggunakan senjata nuklir, sebagai serangan balasan, menjadi tidak mungkin, karena tidak ada yang menang." 
"Sudah waktunya untuk mencari tahu rudal mana yang telah diluncurkan melawan Rusia, apa lintasan dan target mereka," lanjutnya.

"Inilah sebabnya mengapa sekarang ada godaan bagi kita dan bagi mereka untuk mengadopsi doktrin serangan pendahuluan."

Pakar ini berpendapat bahwa kematian INF berarti baik AS dan Rusia sekarang harus mempertimbangkan sentara nuklir karena serangan tidak akan bisa diprediksi.

Bagi rusia, senjata itu bisa berupa "perangkat kiamat.

Rusia baru-baru ini mengakui telah membangun salah satu senjata nuklir yang lebih gila sepanjang masa dalam bentuk torpedo bawah laut. Itu dilengkapi dengan hulu ledak nuklir 100 megaton yang dirancang untuk menciptakan gelombang seukuran tsunami dan badai radioaktif.

Dengan berakhirnya INF, seorang pakar militer mengatakan kepada sebuah surat kabar Rusia bahwa perangkat kiamat dapat digunakan.

"Tidak dapat dikecualikan bahwa salah satu Poseidon dengan hulu ledak nuklir 100 megaton akan mendarat di lepas pantai AS," kata pakar itu.

TAG

BERITA TERKAIT