RAKYATKU.COM - Banyak lautan dunia akan berubah warna menjadi lebih biru dan hijau karena pemanasan global, sebuah studi ilmiah menemukan.
Para peneliti mengatakan perubahan suhu lautan akan mengubah populasi ganggang kecil dan mikroskopis yang dikenal sebagai fitoplankton, yang mengubah sinar matahari menjadi energi melalui fotosintesis.
Air dingin, padat nutrisi dengan populasi fitoplankton yang lebih tinggi biasanya berwarna lebih hijau. Perairan tropis dengan fitoplankton yang lebih sedikit memiliki warna biru atau biru kehijauan, dikutip dari Sky News, Selasa (5/2/2019).
Tetapi populasi fitoplankton diperkirakan akan berkurang, yang akan mengubah perairan menjadi warna biru yang lebih terang.
Sementara itu, perairan hijau yang kaya ganggang yang lebih dingin di dekat kutub utara dan selatan akan menjadi lebih hijau karena suhu yang lebih hangat mendorong pertumbuhan lebih banyak ganggang.
"Akan ada perbedaan mencolok dalam warna 50% lautan pada akhir abad ke-21," kata pemimpin penulis Stephanie Dutkiewicz.
"Itu bisa berpotensi sangat serius. Berbagai jenis fitoplankton menyerap cahaya secara berbeda, dan jika perubahan iklim memindahkan satu komunitas fitoplankton ke komunitas lainnya, itu juga akan mengubah jenis jaring makanan yang dapat mereka dukung."
Warna lautan telah diukur oleh para ilmuwan sejak 1990-an dan telah digunakan untuk menentukan kadar klorofil.
Diterbitkan dalam jurnal Nature Communications , studi ini menggunakan model komputer yang memprediksi bagaimana perubahan suhu, keasaman laut, dan arus laut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan jenis fitoplankton di dalam air.
Itu juga bisa memprediksi kadar bahan organik berwarna dan detritus lainnya.
Tidak seperti penelitian sebelumnya, para ilmuwan mengeksplorasi bagaimana perubahan seperti itu akan mempengaruhi penyerapan dan refleksi cahaya di permukaan laut.
Hasilnya mengungkapkan bahwa ketika suhu global meningkat sebesar 3C (37,4F), diprediksi akan terjadi pada tahun 2100, warna lebih dari setengah lautan, termasuk Atlantik Utara, akan berubah.
Perubahan yang didorong oleh iklim terhadap klorofil dapat dimulai segera setelah 2055.
"Sinar matahari akan masuk ke lautan, dan apa pun yang ada di lautan akan menyerapnya, seperti klorofil," kata Dutkiewicz.
"Hal-hal lain akan menyerap atau menyebarkannya, seperti sesuatu dengan cangkang keras. Jadi ini proses yang rumit, bagaimana cahaya dipantulkan kembali dari lautan untuk memberikan warnanya."
Sementara perubahan warna tidak akan terlihat dengan mata telanjang, tim ahli berpikir gambar satelit dapat digunakan untuk memantau proses.