RAKYATKU.COM - Sejumlah pejabat asal Papua berjalan santai pada Sabtu tengah malam (2/2/2019). Tiba-tiba mata mereka tertuju kepada dua pria yang terus memotret rombongan dengan kamera ponsel.
Dalam rombongan itu ada Gubernur Papua Lukas Enembe, Ketua DPR Papua Yunus Wonda, Sekda Papua Hery Dosinaen, pelaksana tugas Kadisorda Daud Ngabalin, Kadis PUPR Girius One Yoman, dan Kabid Anggaran BPKAD Papua, Nus Weya.
Sekda Papua Hery Dosinaen curiga. Dua pria yang sedang duduk di sofa terus mengarahkan kamera ponselnya kepada mereka. Saat itu rombongan sedang berdiri sambil berbincang di lobi sambil menunggu kendaraan yang akan menjemput.
Beberapa orang lalu mengiterogasi kedua pria yang belakangan diketahui staf KPK tersebut. "Siapa kamu? Untuk apa memotret kami?" kata pejabat Papua kepada kedua petugas KPK tersebut.
Keduanya akhirnya mengaku sebagai staf KPK yang sedang bertugas. Mereka juga memperlihatkan kartu identitas. Namun, para pejabat tidak terima karena merasa diintai. Akhirnya keduanya dibawa ke Polda Metro Jaya setelah sempat dipukuli.
Ketua DPR Papua, Yunus Wonda menjelaskan, ponsel pria itu juga sempat diperiksa. Ternyata foto dan keterangan tentang aktivitas pejabat Papua itu langsung dikirimkan kepada pimpinannya via WhatsApp (WA).
Mengetahui pria itu petugas KPK, Kabid Anggaran BPKAD Papua, Nus Weya langsung membuka ransel yang dia bawa. Dia lalu menyorongkan ransel itu ke depan petugas KPK tersebut.
"Kamu lihat ada uang ka tidak di sini?" kata Yunus Wonda menirukan perkataan Nus Weya seperti dikutip dari media Papua, Kawattimur.com.
Yunus Wonda mengaku tidak melihat secara langsung adanya penganiayaan terhadap petugas KPK sebagaimana disampaikan jubir KPK. Namun, dia mempersilakan polisi melakukan penyelidikan dan menindaklanjuti jika memang ada penganiayaan.
Dia mengaku tidak melihat apakah ada pemukulan atau tidak karena bergeser agak jauh dari lokasi itu.
Soal tindakan membawa kedua pria itu ke Polda Metro Jaya, kata Yunus, dilakukan untuk memastikan apakah benar mereka petugas KPK atau gadungan. Setelah diperiksa polisi, ternyata mereka benar petugas KPK.
Yunus Wonda menjelaskan, acara di Hotel Borobudur adalah pertemuan TPAD Papua dan Banggar DPRP. Rapat itu, katanya, berlangsung terbuka dan resmi. Dia menyebut rapat tersebut dihadiri Direktur Anggaran Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri.
"Ini pertemuan resmi, terbuka dan tidak ada yang dirahasiakan ataupun tersembunyi," kata Wonda.
Sementara itu, juru bicara KPK Febri Diansyah mendesak polisi segera meringkus pelaku penganiayaan terhadap staf KPK.
"Semoga segera diproses pelaku penganiayaan tersebut. Semoga hal yang sama tidak terjadi pada penegak hukum lain yang bertugas, baik KPK, kejaksaan ataupun Polri," katanya.
Febri menegaskan, apapun alasannya, tidak dibenarkan bagi siapapun untuk melakukan tindakan main hakim sendiri. Apalagi ketika ditanya, penyidik KPK telah menyampaikan bahwa mereka menjalankan tugas resmi.
"Sehingga kami memandang penganiayaan yang dilakukan terhadap dua pegawai KPK dan perampasan barang-barang yang ada pada pegawai tersebut merupakan tindakan serangan terhadap penegak hukum yang sedang menjalankan tugas," lanjut Febri.