Senin, 04 Februari 2019 07:30
Presiden Joko Widodo. Ist
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) kembali tampil menyerang di depan publik. Jokowi kembali menyindir rivalnya dalam Pilpres 2019.

 

Mulanya, Jokowi mengeluhkan banyaknya fitnah di mana-mana, terutama di media sosial (medsos) yang menyerang dirinya. Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri deklarasi relawannya di Jawa Tengah, pada Minggu (3/2/2019).

"Karena yang terjadi sekarang ini adalah, banyaknya semburan-semburan fitnah di mana-mana, terutama di medsos dan juga di darat. Yang terjadi adalah semburan-semburan kebohongan yang ada di mana-mana, yang terjadi adalah semburan-semburan kedustaan yang ada di mana-mana. Yang benar dibalik menjadi salah, yang salah dibalik menjadi hal yang benar," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, selama empat tahun dirinya diam dan tidak menjawab tudingan-tudingan yang ditujukan terhadapnya. 

 

"Sebenarnya saya sudah empat tahun diam, tidak menjawab. Saya hanya ingin kerja saja dari pagi sampai pagi, dari pagi sampai tengah malam. Tapi sudah saatnya saya harus menjawab," kata Jokowi, dikutib Kompas.

"Jangan sampai dipikir mentang-mentang dipikir saya sabar dihina-hina, dimaki-maki, direndahkan seperti itu, dipikir saya penakut. Saya sampaikan berkali-kali tidak ada rasa takut sekecil yang hinggap di hati saya untuk kepentingan bangsa ini, untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan negara," tambahnya.

Jokowi juga mengatakan bahwa ia dituduh sebagai antek asing. Padahal, pada 2015 Blok Mahakam yang lebih dari 50 tahun dikelola Perancis dan Jepang, sudah diambil alih dan diberikan 100 persen kepada PT Pertamina (Persero). 

"Pertanyaan saya, antek asingnya di mana?" tanya Jokowi disambut gelak tawa para relawan. 

Blok Rokan yang dikelola Chevron perusahaan asal Amerika Serikat sudah lebih dari 90 tahun, sambung Jokowi pada 2018 dimenangkan PT Pertamina (Persero) 100 persen. 

Terakhir, kata Jokowi, PT Freeport yang sudah dikelola lebih dari 40 tahun oleh Freeport-McMoran pada Desember 2018 sebesar 51,2 persen dikuasai Pemerintah Indonesia. 

"Pertanyaan saya yang antek asing siapa? Yang anteng asing siapa? Jangan begitu dong. Maksudnya jangan nunjuk-nunjuk orang lain antek asing, padahal dia antek asing itu sendiri," tukasnya.

TAG

BERITA TERKAIT