Minggu, 03 Februari 2019 09:37
Seba Wosebo
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, PAPUA - Seorang tokoh asal Papua, Seba Wosebo menyebut, keinginan untuk lepas dari Indonesia, tecermin dalam lirik lagu "Yamko Rambe Yamko". Itu dipaparkan Seba Wosebo dalam akun media sosialnya.

 

Seba mengutip Wikipedia, yang menyebutkan arti kata-kata dalam lirik lagu yang diklaim lagu tradisional Papua tersebut, singkat dan tidak begitu jelas. 

"Menurut Wikipedia, kata-kata lagu ini tentang kesedihan akibat Papua ingin meninggalkan Indonesia, kesedihan terutama karena pertikaian bangsa Indonesia, untuk mempertahankan penduduk Papua sekitar tahun 1932," jelasnya.

Menurutnya, kalau kata-kata lagu itu adalah suatu rekaman sejarah, maka memang ada sejarah yang di dalamnya sebagian besar orang Papua ingin merdeka, lepas dari Indonesia. 

 

Itu kata dia, terutama mulai muncul 1943—ketika Nugini Belanda diduduki Jepang dari 1942 hingga 1944--dalam Gerakan Ratu Adil (Gerakan Koreri) di Biak 1943, dua tahun sebelum tahun 1945 ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. 

Kemudian, konflik Belanda-Indonesia seputar status kepemilikan Irian Barat dimulai lewat diplomasi antara kedua negara tahun 1949, dan lewat konflik militer (Trikora) menjelang akhir 1961 dan berakhir dengan suatu genjatan senjata 15 Agustus 1962. 

"Tidak jelas rekaman sejarah tentang pertikaian “bangsa Indonesia” sendiri untuk mempertahankan penduduk Papua sekitar 1932. “Bangsa Indonesia” belum ada tahun 1932, karena pada tahun ini Hindia Belanda masih jajahan Belanda. Tidak jelas mengapa bangsa yang belum terbentuk ini bertikai antara mereka sendiri untuk mempertahankan bukan Papua (waktu itu disebut Nederlands Nieuw Guinea) melainkan penduduk Papua pada tahun 1932," paparnya.

Seba menduga, barangkali, tahun 1932 adalah salah ketik dari 1962. "Kalau yang dimaksud adalah 1962, maka dari Januari hingga sebelum 15 Agustus 1962, memang konflik militer antara Belanda dan Indonesia seputar status kepemilikan Irian Barat masih berlangsung. Tapi yang bertikai bukan bangsa Indonesia, melainkan bangsa Indonesia dan Belanda, didukung orang Irian yang ingin merdeka," bebernya.

Seba juga meragukan kalau lagu "Yamko Rambe Yamko" itu asli Papua. Menurutnya, sekalipun menunjukkan ciri-ciri sebagai suatu lagu tradisional Irian, “Yamko Rambe Yamko” yang dinyatakan sebagai berasal dari daerah itu, masih meninggalkan tanda tanya. Suku Irian (Papua) manakah yang bahasanya menjadi sumber asli kata-kata lagu ini? Mengapa ia tidak populer pada zaman Belanda, dan justru populer pada zaman Indonesia di Irian Barat?

“Yamko Rambe Yamko memang punya ciri-ciri sebagai suatu lagu tradisional, (dipakai orang dalam suatu kelompok, keluarga, masyarakat dll. khusus selama suatu jangka waktu yang panjang, tanpa atau dengan sedikit pengaruh budaya kemudian hari dari luar) Papua. Di antaranya, melodi lagu ini diawali nada paling tinggi dan diakhiri nada paling rendah sejauh satu oktaf (delapan nada secara bertangga); frase melodik dengan durasi tertentu diulang-ulangi; tangga nada yang dipakai adalah tangga nada pentatonik (lima nada) “mayor” dengan urutan not do, re, mi, sol, la, salah satu tangga nada tradisional yang lazim dalam musik tradisional Papua; dan kata-katanya sering memakai reduplikasi, seperti “hongke-hongke” dan—dalam lagu tradisional Papua seperti “Diru-Diru Nina” dari pulau Yapen Teluk Cendrawasih—reduplikasi “diru-diru” dan “nina-ninao.” Keempat ciri ini menjelaskan bahwa “Yamko Rambe Yamko” memang tidak asing di telinga peneliti dan peminat lagu tradisional Papua," ungkapnya.

Seba menyebut, dirinya belum pernah mendengar lagu ini dinyanyikan zaman Belanda. Biasanya, lagu-lagu tradisional dan lagu-lagu rakyat Irian kata dia, dipengaruhi musik Barat yang disukai rakyat Irian, menyebar dari satu daerah ke daerah lain. 

"Kecuali Yamko Rambe Yamko. Ini malah baru dikenal di Irian Barat sesudah ia diperkenalkan dari luar pada zaman Indonesia," paparnya.

Namun dia menyebut, barangkali lagu ini memang lagu tradisional dari Irian Barat. Ada 250-270 bahasa suku di Irian Barat. Lazimnya, satu bahasa suku dipakai oleh satu suku. Jadi, bisa dikatakan ada 250-270 suku orang asli Papua. Kata-kata lagu tadi bisa jadi ada dalam satu bahasa suku itu.

"Suku manakah yang menciptakan, lewat pencipta anonimnya, “Yamko Rambe Yamko”? Sementara mendengarkan paduan suara SMA Kristen Biak menyanyi di panggung, saya bertanya pada seorang pemuda di depan saya asal Sentani, apa lagu itu dalam bahasanya. Tidak, jawabnya. Saya tanya pada pemuda lain dari Depapre, Genyem, dan Sarmi, dan dari suku-suku Irian yang lain yang ikut menonton, tapi mereka mengatakan kata-kata lagu itu tidak berasal dari bahasa mereka," tegas Seba.

Berikut terjemahan ke dalam bahasa Indonesia dari kata-kata dalam suatu bahasa Irian dan dikutip Seba dari Wikipedia.

Yamko Rambe Yamko

Hei yamko rambe yamko aronawa kombe 2x
Hei jalan yang dicari sayang perjanjian 2x

Temino kibe kubano ko bombe ko yuma no bungo awe ade 2x
Sungguh pembunuhan di dalam negeri sebagai bunga bangsa 2x

Hongke-hongke, hongke riro hongke jombe, jombe riro 2x
Bunga bangsa bunga bangsa bunga bertaburan/bertumbuh di taman pahlawan 2x

TAG

BERITA TERKAIT