RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- Jumat, 1 Februari 2019. Basarnas Kabupaten Bantaeng, menghentikan pencarian korban bencana banjir bandang di Jeneponto.
Basarnas gabungan tetsebut, beroperasi sejak 23 Januari lalu.
Koordinator Basarnas Bantaeng, Arman mengatakan, operasi dihentikan, karena sudah sesuai Standar Operasional (SOP). Selama dilakukan pencarian, Basarnas gabungan menemukan 15 orang meninggal dunia.
Mata Arman, berembun saat mengumumkan itu. Mimik sedih, diikuti oleh personel Basarnas lainnya.
"Kami 20 orang tim gabungan Basarnas Bantaeng, yang tergabung dalam TRC, BPBD Bantaeng, Mahasiswa Unhas dan UNM Makassar. Kami bersama tim gabungan Basarnas itu, terdiri dari TNI, Polri dan Sipil lainnya," sebutnya.
Pencarian korban dihentikan dan digelar dalam rapat koordinasi, dihadiri Dandim 1425 Jeneponto, dan Muhzalim Ahmad (33), orang tua korban yang belum ditemukan.
Dari 16 korban jiwa dampak banjir Jeneponto, 1 orang belum ditemukan. Dia adalah warga Sapanang, Desa Sapanang, Kecamatan Binamu. Satu orang tersebut adalah Ihksan, usia 1,5 tahun.
"Proses pencarian korban yang dinyatakan hilang di Jeneponto itu, ada permintaan penambahan waktu 2 hari, untuk terus mencari 1 orang korban hilang. Upaya pencarian hingga hari ke-10 ini, belum mendapatkan tanda-tanda ditemukanya korban, namun tetap kita pantau," kata Arman.
Dandim 1425 Jeneponto Letkol Arh Sugiri, menyampaikan terima kasih kepada tim Basarnas, atas upaya pencarian dan evakuasi pasca banjir di Jeneponto.
"Selaku Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jeneponto, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada tim gabungan Basarnas, atas upaya pencarian dan evakuasi pascabanjir di Jeneponto, dan berharap aksi kemanusian ini mendapat berkah," pungkas Sugiri.