RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- Seorang ibu berjilbab dan seorang pria berbaju merah, di Desa Bontomate'ne, tampak sedang bersiap-siap hendak menyeberang ke Desa Mangepong, Kecamatan Turatea.
Dua polisi dengan sigap membantunya. Ada yang membawa barangnya, yang lainnya memegang ibu tersebut.
Salah satu dari dua polisi itu, adalah Kasat Binmas Polres Jeneponto AKP Syahrul.
Dia tak peduli seragamnya basah, saat membimbing ibu tersebut mengarungi sungai melalui bagian yang dangkal. Mereka pun akhirnya tiba dengan selamat sampai ke seberang.
Jembatan Munte yang putus diterjang banjir bandang beberapa hari lalu, hingga saat ini, belum diganti. Jembatan darurat, juga tak ada.
Warga terpaksa harus turun ke sungai, menyeberang tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan. Tak khawatir jika tiba-tiba curah hujan dari Gowa tinggi, dan sungai dari hulu naik lagi.
Karena jika harus memutar ke kampung sebelah, butuh waktu hingga satu jam, memutar masuk wilayah Jombe, baru sampai ke Desa Mangepong, begitu juga sebaliknya.
Jembatan Munte itu menghubungkan antara Desa Bontomate'ne dan Desa Mangepong, Kecamatan Turatea. Ini satu-satunya akses jalan Jeneponto - Gowa.
"Kami bersama anggota di sini, membantu penyeberangan warga di Sungai Munte Desa Bontomate'ne yang terisolir, akibat jembatan penyeberanganya roboh pada saat banjir," kata Syahrul kepada Rakyatku.com.
Menurut Syahrul, beberapa warga yang dibantu diseberangkan, khususnya anak-anak sekolah. Dia mengimbau kepada masyarakat, agar senantiasa berhati-hati.
"Kondisi arus air masih sangat deras, dan tetap bersabar sambil menunggu sarana transportasi darurat, baik itu rakit dan jembatan permanen nantinya," sebutnya, Kamis (31/1/2019).