Kamis, 31 Januari 2019 10:30
Rumah pencipta lagu "Hymne Guru" dijual.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, JAKARTA - "Terpujilah
Wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir
Didalam hatiku
Sebagai prasasti terimakasihku
Tuk pengabdianmu..."

 

Syair itu kerap dinyanyikan saat upacara bendera waktu sekolah. Ya, lagu 'Hymne Guru'. Penciptanya, Sartono.

Sartono sudah wafat 1 November 2015 lalu. Dia dan istrinya, Damijati, tak memiliki anak. Hanya ada seorang anak angkat. Namanya Ratno, usianya 45 tahun.

Kini Damijati sebatangkara. Rumah di Jalan Halmahera No 98, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Madiun, yang jadi kenangannya dengan almarhum suaminya, dijual keluarga suami.

 

Rumah berukuran 15x8 meter itu, dijual sejak Hari Raya Idul Fitri 2018.

Dilansir dari Detik, Damijati bilang, saudara almarhum suaminya, akan menjual rumah tersebut. Uang hasil penjualan, akan dibagi-bagi untuk ahli waris. 

Dia merasa tidak berhak ikut campur dalam proses penjualan rumah tersebut, terlebih pernikahannya bersama almarhum tidak dikaruniai anak.

"Saya terserah saja gimana sikap keluarga dari suami saya. Suruh pergi saya ya pergi. Dengan anak angkat yang merawat suami dan kalau bisa saya cari pondokan atau rumah," kata wanita yang sudah pensiun mengajar tahun 2011 itu.

Dengan raut wajah penuh kesedihan, Damijati mengaku akan mencari rumah lain untuk tinggal. Ia berharap bisa mengais lebih banyak rezeki dari dua bidang yang tengah ditekuni. Yakni, seni ketoprak dan jasa penyewaan baju adat.

Dia sudah memiliki rencana besar saat rumah kenangan bersama sang suami tercinta laku terjual. Dia akan menjual seperangkat gamelan, untuk mengontrak atau membeli rumah.

Seperangkat alat musik tradisional itu, hadiah dari mantan Panglima TNI Djoko Suyanto. Gamelan itu diberikan usai pencipta lagu 'Hymne Guru' dan Damijati menjadi bintang tamu di acara Kick Andy pada 2012 silam.

"Ini hadiah saat selesai jadi bintang tamu di acara talk show Kick Andy. Saat itu saya ditanya ibu pengen apa. Saya pengen punya gamelan biar saat pentas tidak sewa lagi," kata Damijati sambil memegang foto almarhum di rumahnya, saat berbincang-bincang dengan detikcom.

Soal harga, Damijati tidak tahu secara pasti. Ia hanya akan mendatangi pembuat gamelan untuk membelinya kembali.

"Waktu itu dulu harganya Rp40 juta, tapi saya tidak mau memasang harga. Terserah berapa oleh pembuat gong dulu yang membuat akan membeli lagi," tandasnya.

Rumah tersebut sebenarnya pernah ditawarkan Wali Kota Madiun Maidi, saat akan mencalonkan diri. Namun hingga terpilih saat ini, belum ada kabar.

TAG

BERITA TERKAIT