Kamis, 31 Januari 2019 08:15
Waduk Kareloe di Jeneponto.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Konsultan Waduk Kareloe, Muhammad Arief Paputungan juga kaget dengan banjir yang terjadi di Jeneponto. Dia pun menyampaikan dugaan penyebabnya.

 

"Jadi ada atau tidak ada bendungan itu, dengan debit air kemarin pasti banjirnya akan seperti ini," kata Arief Paputungan kepada wartawan, Rabu (31/1/2019).

Menurut Arief, dalam desain yang ada, Waduk Kareloe menjadi solusi agar banjir tidak terjadi lagi di Jeneponto. Saat ini, waduk tersebut masih dalam tahap konstruksi.

Arief mengaku tidak menduga banjir besar menimpa Jeneponto. Prosesnya berlangsung tiba-tiba. Hanya dalam dua jam, sejumlah wilayah di Jeneponto sudah terendam.

 

"Dari kajian sebelumnya, kami sering-sering mengalami banjir tetapi tidak sebesar ini, kami sering ngalami banjir di bulan Januari, Februari, sampai Desember," katanya.

Lanjut Arif, dua cofferdam di Waduk Kareloe hilang disapu air. Keduanya hancur.

"Cofferdam kami hilang dua, tetapi bukan jebol. Kalau jebol berarti itu tidak tahan, itu melimpas. Barang apapun kalau dilimpasi air lama-lama akan terkikis," katanya.

"Cofferdam itu dibuat bukan dari beton. Beton itu terlalu mahal, jadi kita pilih material yang ada di sekitar itu juga, kecuali dari bendungan utamanya itu harus dari beton," katanya.

TAG

BERITA TERKAIT