Kamis, 31 Januari 2019 06:30
ILUSTRASI
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Mungkin ada yang heran mengapa gaji atau penghasilan bertambah, tetap saja kekurangan. Kadang tidak sampai akhir bulan. Apa sebenarnya yang terjadi?

 

Ketika masih karyawan pemula, Anda mungkin bermimpi, kelak jika sudah naik pangkat dan gaji naik, semua kebutuhan sudah terpenuhi. Ternyata, setelah gaji naik berkali lipat pun, tetap saja kekurangan.

Sebenarnya ada beberapa alasan:
 
1. Inflasi

Inflasi merupakan kenaikan harga barang setiap suatu periode. Kalau penghasilan kamu hanya naik sedikit atau tidak naik sama sekali, sedangkan harga barang dan jasa naik terus setiap tahun, maka gaji kamu akan terus tergerus untuk menutupi kenaikan harga tersebut. Akibatnya, gaji kamu tidak akan bisa menutupi pengeluaran kamu lagi. 

 

2. Besar pasak daripada tiang

Saat awal gajian, kamu mungkin sudah membayangkan berbagai macam pengeluaran yang akan kamu lakukan termasuk jumlah yang mungkin kamu tabung. Kalau kamu tidak menabung di awal saat menerima gaji, maka kemungkinan besar kamu akan membiarkan terus terjadinya pengeluaran karena kamu merasa uangmu masih cukup. Coba kamu tentukan jumlah uang yang mau kamu simpan dan langsung tabung di bank. 

3. Tidak pernah membuat perencanaan

Jika memang setelah disimpan sejak awal gajian masih tidak cukup, berarti pengeluaran kamu yang perlu lebih diatur. Coba buat perkiraan pengeluaran yang akan kamu lakukan sepanjang satu bulan dan usahakan untuk mengikuti perkiraan tersebut. Catatlah setiap pengeluaran yang terjadi dan gaji kamu seharusnya bisa cukup untuk menutupi semua pengeluaran yang telah direncanakan sekaligus menabung. 

4. Gaji memang kekecilan

Coba pikirkan baik-baik dan lakukan riset apakah posisi dan tanggung jawab yang kamu emban di kantormu sekarang memang sesuai atau tidak dengan penghasilan kamu. Jika tidak, kamu bisa mencoba untuk negosiasi ulang gaji kamu atau mencari pekerjaan lain yang memberikan standar gaji yang lebih layak. Lakukan penghematan sehari-hari untuk membantu kamu menabung sehingga gaji kamu bisa cukup sepanjang bulan. 

Agar lebih praktis, coba perhatikan analisa sederhana dari WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory seperti dikutip dari Republika berikut ini:

Waktu ketika masih menjadi staf:

1. Ketika tidak ada uang, karyawan cenderung irit atau hemat (setiap pengeluaran sangat diperhitungkan).

2. Lebih mengedepankan kewajiban atau kebutuhan ketimbang keinginan.

3. Lebih banyak berdiam di rumah atau mencari hiburan yang gratisan untuk relaksasi.

Setelah menjadi manajer atau naik pangkat:

1. Ketika ada kelebihan uang dari biasanya, cenderung boros (setiap keinginan sepertinya ingin segera dipenuhi).

2. Lebih mengedepankan keinginan dilihat lebih oleh sesama karyawan biar dibilang keren ketika sudah naik jabatan atau pangkat.

3. Banyaknya kewajiban yang dipikul dikarenakan posisi naik, berkorelasi dengan penurunan fisik, otomatis dana kesehatan menjadi membengkak.

4. Gaya hidup meningkat (dari dulunya naik angkot atau naik kereta menjadi naik motor atau mobil), cicilan bertambah banyak (utang kartu kredit, KPR, KPM dan lain-lain), sosialisasi diperluas (istri ikut arisan berbayar), hiburan (makan di mal, nonton bioskop rutin dan sebagainya).

Dari kedua perbandingan di atas, jelas sekali manajemen pilihan dan kebutuhan menjadi inti masalahnya.

Sebagai jalan keluarnya, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut ini:

1. Selalu bersyukur

Tidak ada kata yang paling tepat yang Anda harus ucapkan selain rasa syukur.  Ketika rasa syukur ini Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari Anda, maka Insya Allah keberlimpahan dan kenikmatan hidup akan ditambah.

2. Tetap hidup sederhana

Jika hidup kita sangat singkat dan semua keinginan mau dilaksanakan, sepertinya harus diselesaikan saat ini juga. Tetapi ingat, masih ada masa depan yang belum pasti. Sehingga cara yang paling realistis adalah tetap hidup dalam kesederhanaan.

Contohlah Warren Buffett, salah seorang yang pernah menjadi orang paling kaya sedunia versi Majalah Forbes, walau bisa membeli apapun yang dia suka, tetap dengan gaya hidup sederhana.

3. Tabungan dan investasi

Ketimbang Anda menghabiskan penghasilan untuk barang-barang atau benda yang bersifat konsumtif, alangkah baiknya meningkatkan pos-pos masa depan dan impian-impian Anda yang terukur dengan cara menabung dan investasi. Dari hasil investasi inilah, Anda bisa menjalankan mimpi-mimpi keuangan Anda.

4. Selalu membayar tunai

Walau zaman telah berganti, bahkan hari ini e-money sudah menjadi kelaziman bahkan membayar atau membeli cukup dengan byte-byte yang ditransfer dari HP atau smartphone Anda, tetaplah disiplin dalam mengelola uang dari uang tunai Anda.

Ketika menggunakan uang tunai, terasa seperti ada yang hilang dari dompet Anda, bandingkan dengan menggunakan kartu debit, kartu kredit maupun uang yang dikonversi dalam bentuk pulsa yang bisa membayar barang atau benda yang akan Anda beli. Sepertinya tidak ada yang hilang dari dompet Anda.

5. Hindari utang 

Jika punya utang, carilah utang yang produktif atau menghasilkan (good debt) ketimbang utang konsumtif (bad debt), bila perlu zero debt. Sebaik apapun bentuk utang, utang tetaplah utang yang harus dilunasi, artinya ada waktu Anda yang terbuang hanya untuk mengurusi utang Anda.

Bagaimana jika saya masih ada utang? Mulailah dengan menginvestarisir apa saja utang-utang Anda. Naikkan statusnya dari utang konsumtif, menjadi utang produktif.  Artinya utang yang menghasilkan pertumbuhan nilai seperti rumah yang disewakan, baru setelah itu ubah total untuk zero debt. Sehingga Anda bisa tenang dalam hal keuangan Anda.

6. Cari penghasilan lain

Saatnya mencari penghasilan lain di luar waktu kerja ketika usia kerja masih produktif (dana untuk modal kerja). Salah satu kepastian yang ada di dunia ini adalah masa tua dan kematian.  

Sehingga tidak ada yang bisa menghindarinya lagi, suka tidak suka, senang tidak senang, masa itu akan kita semua alami. Tinggal masalahnya, ada yang siap dan menikmati masa tuanya, ada yang belum siap.

Saat masa muda dan produktiflah, perbanyak bekal yang harus ditanam.  Nanti panennya ketika masa tua, syukur-syukur antara masa menanam dan panen beriringan, sehingga terus dimasa tua.

Tidak cukup hanya mengandalkan satu pendapatan, tetapi banyak pendapatan. Caranya dengan mengambil satu per tiga penghasilan untuk modal kerja.

Lakukan pola ini terus menerus, sehingga Anda punya banyak penghasilan yang bisa Anda nikmati saat waktunya tiba.

 

TAG

BERITA TERKAIT