RAKYATKU.COM, PAPUA - Usai memata-matai helikopter Polri di Lapangan Terbang Nduga pada Senin pagi, 28 Januari 2019, OPM lalu mengirim mata-matanya ke Bandara Mapenduma.
Senin siang, pesawat carteran yang ditumpangi Bupati Nduga, Yarius Gwijangge, diketahui akan mendarat. Pesawat itu membawa 1 ton lebih bahan makanan untuk warga Nduga, yang mengungsi pasca insiden penembakan PT Istaka Karya.
Mata-mata itu lalu melihat banyak tentara yang berjaga. Dia lalu mengirim informasi ke pusat komando Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang ada di gunung.
Di sana, Panglima Kodap III Mayjen Egianus Kogoya menerima informasi itu. "Nanti tentara ambil semua itu bantuan," ujar Egianus berdiskusi dengan jajarannya.
Egianus lalu memanggil Komandan Operasi, Pemne Kogeya. "Siapkan anggota, serang dari gunung," perintah Egianus.
Pemne Kogeya lalu mengumpulkan anggota, lalu bergerak ke titik ketinggian dari Bandara Mapenduma. Demikian disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom sebagaiman dilansir dari media sosial TPNPB-OPM.
Saat pesawat carteran itu akan menyentuh tanah, tembakan pun dilepaskan. Diserang dari gunung, pasukan TNI lalu menyebar dan menyerang balik. Itu agar memberi kesempatan pesawat mendarat dengan aman.
Sayang, sebuah peluru menerjang perut kanan Praka Nasrudin, yang menyebabkan prajurit TNI asal Barru itu tewas. Selain itu, rekoset peluru juga melukai rekan Praka Nasrudin, Praka Pagesa.
Kemarin, Praka Nasrudin sudah dimakamkan. Pangkatnya dinaikkan dari Praka menjadi Kopda.