Rabu, 30 Januari 2019 10:20
Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan kaki dari makan siang di resor Capella di Pulau Sentosa di Singapura pada 12 Juni 2018. (GETTY IMAGES)
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Rusia dilaporkan telah menawarkan untuk memberi Korea Utara pembangkit listrik tenaga nuklir, sebagai imbalan denuklirisasi.

 

Informasi itu datang para pejabat intelijen AS, yang mengatakan kepada The Washington Post bahwa Moskow telah menawarkan Pyongyang sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai cara memasukkan diri ke dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara AS dan Korea Utara.

Penawaran Rusia adalah, bersedia mengoperasikan pabrik dan mengirimkan semua limbah nuklir kembali ke Rusia, sebagai jaminan bahwa bahan tersebut tidak dapat digunakan untuk membuat senjata.

Jadi, apakah pemerintahan Trump akan menyambut upaya Rusia untuk meyakinkan Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi? Gedung Putih belum memberikan komentar mengenai hal itu.

 

Namun para ahli menembak bahwa kemungkinan tawaran itu tidak akan diterima.

“Tidak seorang pun boleh kaget bahwa Rusia berusaha untuk melangkah maju dan menawarkan apa yang disebut 'solusi' untuk program nuklir Korea Utara. Namun, Washington atau Seoul diragukan untuk setuju," kata Harry Kazianis, direktur studi pertahanan di Pusat Kepentingan Nasional di Washington, DC, dikutip dari Newsweek.

"Niat nyata Rusia kemungkinan besar sekali lagi menjadi pemain di Asia Timur Laut, bagian dari dunia di mana pengaruhnya telah merosot sejak jatuhnya Uni Soviet lama," lanjut Kazianis.

"Faktanya, terlibat dalam masalah nuklir Korea Utara memberi Moskow kartu lain untuk dimainkan melawan AS."

Saat ini negosiasi denuklirisasi antara AS dan Korea Utara tampak terhenti, tapi Pemimpin Korea Utara dan Presiden AS dijadwalkan melakukan pertemuan kedua pada akhir Februari.

TAG

BERITA TERKAIT