Selasa, 29 Januari 2019 21:13
Deklarasi Satgas BPN Prabowo-Sandi Sulsel di Gedung Graha Pena, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Selasa (29/1/2019).
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 tersisa 77 hari lagi. Beragam metode kampanye dan sosialisasi pun diterapkan para kontestan demi meraih simpati pemilih di detik-detik terakhir sebelum pemungutan suara.

 

Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno wilayah Makassar, Agus Arifin Nu'mang, mengaku punya dua strategi pamungkas untuk memenangkan jagoannya.

"Kita sekarang sedang menyiapkan sistem penggalangan suara atau pemilih yang terakhir. Ada dua yang akan kita terapkan, yaitu sistem perang kota dan perang gerilya," ungkapnya saat ditemui Rakyatku.com disela-sela deklarasi Satgas BPN Prabowo-Sandi Sulsel di Gedung Graha Pena, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Selasa (29/1/2019).

Khusus untuk perang kota, kata Agus, dimaksudkan untuk merebut dukungan pemilih di perkotaan, terutama di Kota Makassar.

 

"Kita tidak mau kecolongan, khususnya di Makassar. Kita harus rebut RT dan RW. Itu tugas komunitas emak-emak. Datangi rumahnya, ajak untuk bergabung," tambah mantan Wakil Gubernur Sulsel dua periode tersebut.

Sementara untuk perang gerilya, Agus menyebutnya sebagai operasi senyap di pedesaan. Selain itu, dirinya juga menginstruksikan untuk mengawasi bantuan-bantuan pemerintah yang dipasok kepedesaan dengan dalih dari calon presiden tertentu.

"Kita harus tanamkan pemahaman bahwa bantuan tersebut dari pemerintah, bukan dari capres tertentu," katanya.

Di detik-detik terakhir, Agus mengaku sementara menyusun strategi untuk penjagaan Tempat Pemungutan Suara (TPS). "Kita sudah harus memikirkan strategi selanjutnya untuk mengutamakan penjagaan TPS. Lebih baik kita begadang semalam daripada kita kalah didetik-detik akhir," pungkasnya.

TAG

BERITA TERKAIT