RAKYATKU.COM, BULUKUMBA - Meninggalnya Darmawati alias Satu', warga Dusun Bonto Jammu, Desa Bonto Lohe, Kecamatan Rilau Ale di puncak Bawakaraeng Selasa (22/1/2019) lalu mengundang banyak tanya di masyarakat Bulukumba.
Mengenai alasan Satu' dan anaknya mendaki ke puncak Bawakaraeng hanya karena bertamasya, menurut warga setempat tidak bisa diterima oleh akal sehat. Apalagi, usia Satu' terbilang sudah tua, 40 Tahun.
Hal lainnya yang mengundang tanya karena Satu' baru saja pulang dari Malaysia sepekan sebelum mendaki. Bahkan pengakuan anaknya. Muhammad Tolla, Satu' memang sangat rindu dengan suasana di Bawakaraeng.
Kepala Dusun Bonto Jammu, Andi Irvan, mengaku sebelum Satu' berangkat ke Bawakaraeng, ia bersilaturahmi ke rumah tetangganya pada Minggu (20/1/2019). Ia meminta maaf atas semua kesalahannya. "Maafkan ka kalau ada salahku, kalau ada dosaku maafkan ka," ujar Satu' seperti yang ditirukan Andi Irvan.
Di rumahnya juga sebelum berangkat ke Bawakaraeng, sempat melaksanakan syukuran bersama keluarga dan mengundang tetangga kampung.
Irvan menambahkan, untuk naik ke puncak Bawakaraeng, Satu' bersama anak dan saudaranya melintas lewat Malino Kabupaten Gowa. Menuju Malino, Satu' saat itu naik ojek. Saat tiba di titik awal pendakian, Satu' menyampaikan pesan misterius ke tukang ojeknya.
"Kalau lewat dari pada tiha hari jangan mi cari ka," ujar Satu' ke tukang ojeknya.
Pesan misterius lainnya, kata Irvan, di puncak Bawakaraeng, malam sebelum satu meninggal dunia, anaknya Muhammad Tolla bermimpi. Isi mimpinya itu diceritakan kepada pamannya, Syamsuddin. "Om, kayaknya cuman berdua ki yang mau pulang," ujar Tolla saat itu.
Bahkan sejumlah pesan-pesan tersirat lainnya banyak disampaikan Satu' kepada kerabatnya sebelum menuju puncak Bawakaraeng, hingga akhirnya meninggal dunia.