RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Hujan deras tanpa henti, mengakibatkan banjir dan longsor terjadi di Makassar. Juga beberapa daerah lainnya di Sulsel sejak (22/1/2019) lalu.
Banjir dan longsor tersebut, tak hanya mengakibatkan korban harta benda. Juga menelan korban jiwa. Selain faktor hujan, banjir dan longsor ini diduga akibat tindakan manusia yang kurang peduli pada lingkungan.
"Banyak amanah yang tak dilaksanakan, berupa mindset pelaku dan masyarakat. Ada yang berpikir bahwa Indonesia ini penggalan surga yang jatuh ke bumi, sehingga kurang kesadaran untuk menjaga," ungkap Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal, saat hadir jadi pemateri di kegiatan Ujian Kompetensi Jurnalis (UKJ) yang digelar Asosiasi Jurnalis Independen (AJI), Sabtu, (26/1/2019).
Meski banjir telah terjadi, Deng Ical sapaan akrab Syamsu Rizal menyebut, Pemkot Makassar sebelumnya telah berupaya menghindari hal demikian. Melancarkan air di di selokan atau got dilakukan dengan menghilangkan penyumbatan drainase.
Olehnya itu, ke depan dibutuhkan upaya-upaya lebih baik untuk menghindari kejadian serupa terulang.
"Kita sudah banyak lakukan hal-hal, terutama yang mengikutkan partisipasi masyarakat. Seperti pembersihan drainase di lorong yang dilakukan dengan berbais komunitas lorong, mitigasi. Bukan hanya dilakukan di PU, tapi dibawa ke kecamatan," tambahnya.
Ke depan, demi menghindari kejadian serupa, perencanaan pembangunan tata ruang kata Deng Ical, harus lebih ketat. Termasuk adanya fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (fasos).
"Jika mau mendirikan bangunan, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) harus lengkap termasuk saluran drainase.
Sementara untuk masyarakat Makassar yang mengalami trauma akibat bencana banjir ini, telah dilakukan pendampingan. Pemulihan trauma ini terutama dilakukan bagi mereka yang terkena langsung banjir.
"Untuk menghilang dampak trauma dan memulihkan psikologi dilakukan
pendampingan. Diajak merek bermain, ketawa untuk melupakan kejadian itu," tambahnya.