Sabtu, 26 Januari 2019 08:46
Sitti Annisa Maharani Harusi
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Video atau permainan berbasis internet (game online), akan berdampak pada berubahan fisik dan cara pola pikir. 

 

Psikolog, Sitti Annisa Maharani Harusi menjelaskan, kurangnya komunikasi di lingkungan sekitar, serta perubahan cara berpikir merupakan salah satu dampak dari game online. 

"Sosialisasinya terbatas. Contohnya, saat mereka berada di suatu tempat, duduk sama temannya. Tetapi karena adanya game online, makanya komunikasi juga tidak ada," kata alumnus Psikologi UNM ini. 

Perilaku yang berakibat pada tahap kecanduan pada game online, akan mengakibatkan depresi, kehilangan fokus saat mengerjakan sesuatu, hingga berdampak pada prestasi pada anak. Sikap emosional yang tidak stabil, juga sering berdampak pada hubungan di sekitarnya. Sehingga sebagian akan menunjukkan sikap anti sosial. 

 

Selain itu, game online juga mengubah pola pikir dan tingkah laku, utamanya pada anak yang berusia 10-18 tahun. 

"Kalau anak SD sampai SMA, sebenarnya masih perlu pendampingan orang tua. Karena belum bisa mengontrol diri. Beda kalau mahasiswa, mereka sudah bisa mengatur pola pikirnya sendiri," ungkap Icha sapaan akrabnya. 

Sementara itu, dari sisi kesehatan, juga mengalami gangguan. Sehingga mempengaruhi metabolisme tubuhnya. Sering kaku pada jari-jari tangan, dan mata. 

"Dampak kesehatan itu, pasti dari tangan, mata, kurang tidur karena itu tadi mungkin sudah kecanduan kepikiran sampai kebawa mimpi. Seharusnya sudah tidur, tapi bangun lagi, dan main game yang berjam-jam," pungkasnya.

TAG

BERITA TERKAIT