Jumat, 25 Januari 2019 11:08
Yasir Machmud memantau dampak cuaca ekstrem di atas miniatur perahu Pinisi di Bulukumba.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Pengusaha sekaligus politikus Partai Golkar, Yasir Machmud prihatin terhadap banjir yang melanda sejumlah daerah di Sulawesi Selatan. Dia menduga salah satu penyebabnya adalah proyek pembangunan yang serampangan.

 

Terlepas dari cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi beberapa hari terakhir, Yasir meminta semua pihak untuk merenung. Banjir yang terjadi saat ini bukan semata faktor alam.

"Semestinya menjadi bahan perenungan kita semua bahwa menjaga ekosistem alam dan kesimbangan pembangunan di Sulawesi Selatan mesti berjalan secara terencana dan penuh perhatian," kata Yasir dalam keterangan tertulis yang diterima Rakyatku.com, Kamis (24/1/2019).

Menurut dia, kebijakan pembangunan mesti mengedepankan izin lingkungan. Itu seharusnya sebagai landasan awal pembangunan, baik yang dilakukan pemerintah maupun swasta. 

 

"Fenomena longsor, pohon tumbang, dan genangan air yang tinggi biasanya disebabkan karena pengerukan tanah menggunakan alat berat, penebangan pohon maupun pembangunan tanpa memperhatikan kelengkapan izin dokumen lingkungan atau Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL/UKL)," urainya.

Makanya, Yasir Machmud yang juga caleg DPR RI dari Dapil Sulsel 2 itu mengajak masyarakat untuk mengamati setiap proses pembangunan di wilayahnya masing-masing.

"Jadilah pribadi yang berani dan bertanggung jawab untuk mengawasi setiap rencana pembangunan di setiap desa untuk antisipasi terkait adanya dampak negatif lingkungan. Juga demi menghindari terjadinya gerakan tanah ataupun longsor dari lahan pembangunan," lanjut pemilik sembilan perusahaan tersebut.

Sulawesi Selatan, katanya, memiliki kemiringan yang curam di beberapa jalan-jalan provinsi yang mengitari bukit dan pegunungan. Sehingga saat mengeluarkan dokumen izin lingkungan, pemerintah setempat mesti mengarahkan pihak pengembang berdasarkan kajian untuk membuat dinding penahan tanah (DPT) terlebih dahulu sebagai syarat untuk mengeluarkan surat izin lingkungan.

Blusukan Terhambat

Dalam sepekan ini Yasir Machmud blusukan di empat kabupaten yang masuk wilayah Dapil Sulsel 2. Namun, perjalanan sempat terhambat karena bencana yang melanda sejumlah wilayah di provinsi ini.

Perjalanan yang seyogyanya menuju Sinjai melewati Camba terhalang dan macet total dikarenakan air memenuhi jalan di sepanjang Jalan Bantimurung. Selain air dengan ketinggian setengah betis orang dewasa, juga terdapat tiga titik longsor dan pohon tumbang di sepanjang jalan poros Camba. 

Kemacetan di jalan poros Bantimurung berlangsung hingga lima jam. Antrean panjang kendaraan tak terhindarkan, hingga puluhan kilometer, baik yang menuju Camba maupun dari arah sebaliknya, dari Mallawa.

Yasir Machmud menitip pesan kepada warga Sulawesi Selatan agar tidak panik dan tetap waspada dengan cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi pekan ini.

Dia sekaligus memberi tips untuk mengamankan barang-barang berharga. Dokumen penting, katanya, mesti dipisahkan dan disimpan di tempat yang tinggi. Begitu pula lemari, perabot, dan alat elektronik sudah harus diantisipasi agar terhindar dari banjir.

"Dan yang terpenting adalah menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat," katanya.

TAG

BERITA TERKAIT