Jumat, 25 Januari 2019 08:21
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- Warga Desa Sapanang, Syarifuddin seakan tak percaya kampung diporak-porandakan banjir bandang pada 22 Januari 2019, tepatnya di Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.

 

Pascabanjir tersebut, Syarifuddin mengaku kehilangan anak dan istrinya, yang diseret banjir. Sampai keduanya belum ditemukan Tim SAR Gabungan.

Sebelum istrinya hilang bersama anaknya, Syarifuddin tengah membersihkan rumput liar di sawah yang tidak jauh dari rumah miliknya. Namun tiba-tiba air bergemuruh menerjang pemukiman warga.

 

Beruntung, saat itu ada jeriken yang digunakan Syarifuddin untuk berenang. Ia dan istri dan anaknya sempat berpegangan.

"Tapi karena kuatnya arus air sehingga anak dan istriku terlepas hanyut diseret banjir," kata Syarifuddin dengan terbata-bata, Jumat (25/1/2019).

"Saya tak percaya pisah anak dan istriku karena banjir itu. Begitu cepatnya air menerjang, arus air yang begitu deras," tambahnya.

Istrinya bernama Limang yang sudah berusia 50 tahun dan anaknya bernama Nawir, 20 tahun. Syarifuddin kini lebih banyak berdiam dan berharap ada keajaiban. 

TAG

BERITA TERKAIT