Kamis, 24 Januari 2019 16:10
Najib Razak (kiri). Sepupu Altantuya usai bersaksi di Pengadilan Tinggi Malaysia.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MALAYSIA - Burmaa Oyunchimeg, memperlihatkan sebuah foto di pengadilan sebagai saksi pertama. Sepupu model cantik yang terbunuh di Malaysia, Altantuya itu, jadi saksi dalam gugatan perdata RM100 juta terhadap pemerintah Malaysia. 

 

Malaymail menulis, berdasarkan kesaksian Burmaa, setelah Altantuya terbang kembali ke Mongolia dari perjalanan bisnis Singapura pada 2005, dia telah memperlihatkan foto-foto perjalanannya ke Paris bersama kekasihnya, Abdul Razak Baginda. 

“Aku ingat aku melihat foto tiga orang, dua pria dan Altantuya. Saya bertanya kepadanya siapa mereka, dan dia mengatakan satu adalah wakil perdana menteri, dan yang lain adalah Razak yang bekerja dengannya dan melakukan bisnis bersama," Burmaa mengatakan kepada Pengadilan Tinggi. 

“Saya bertanya kepadanya, apakah mereka bersaudara karena nama yang sama. Dia mengatakan, tidak tetapi mereka adalah teman baik, mitra bisnis dan bekerja bersama." 

 

Dalam hubungan hampir 20 tahun, Abdul Razak adalah penasihat untuk Datuk Seri Najib Razak sejak tahun 2000, sejak menjabat menteri pertahanan, menjadi wakil perdana menteri, menjadi perdana menteri, dan akhirnya hingga Mei 2018 lalu. 

Altantuya Shaariibu

Sebuah foto ditunjukkan di pengadilan, menunjukkan Najib diapit oleh Abdul Razak dan seorang wanita di meja. Burma menyangkal bahwa wanita itu adalah Altantuya. 

“Aku ingin mengatakan, bahwa ini persis gambar yang dia perlihatkan kepadaku. Tetapi gadis dalam salinan ini bukan Altantuya. Yang saya lihat ada di dalamnya,” katanya. 

Foto yang ditampilkan diterbitkan oleh wakil presiden PKR Chua Tian Chang. Dia kemudian mengakui, foto itu diedit pada 2007. Yang cukup menarik, foto Najib Razak yang sebenarnya berpose dengan Altantuya diserahkan kepada pihak berwenang Malaysia, klaim wartawan investigasi Prancis, Arnaud Dubus pada 2009. 

Burmaa juga menyatakan, Altantuya kembali ke Malaysia pada 2006 untuk mengambil pembayaran dari Abdul Razak, guna beberapa pekerjaan terjemahan yang dia lakukan, untuk kesepakatan bisnis di Eropa. 

Burma mengatakan, Altantuya mengakuinya, dan mengatakan kepadanya bahwa Abdul Razak telah menyewa preman untuk mengintimidasi dan mengancamnya. 

"Dia bilang dia tidak akan takut, karena dia datang untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya," ujar Burmaa.

Abdul Razak menolak untuk menemui Altantuya di rumah atau kantornya, meskipun berbagai upaya dilakukan Altantuya untuk bertemu dengannya. 
Pada awalnya Burmaa tidak curiga, dan mengatakan, "Saya juga berpikir Razak adalah orang yang baik, sehingga saya tidak terlalu memikirkannya pada waktu itu." 

Altantuya sendiri kemudian ditemukan terbunuh dengan tembakan ke kepala, dan tubuhnya diledakkan dengan bahan peledak di hutan-hutan Puncak Alam, Shah Alam. 

Namun demikian, Najib berulang kali dan dengan keras menyangkal mengenal Altantuya atau bahwa ia terlibat dalam kematiannya. 

Keluarga Altantuya, orang tuanya dan putra yang tersisa (salah satunya meninggal pada tahun 2017 pada usia 15), sekarang mencari RM100 juta sebagai kompensasi atas trauma dan kehilangan mereka.

Sementara itu, dilansir dari Malaysiakini, ketika wartawan menyusul Najib Razak di Cameron Highlands pada 23 Januari, mantan perdana menteri itu, membantah pernah bertemu dengan model Mongolia, Altantuya Shaariibu. “Itu fitnah. Kebohongan. Saya tidak pernah bertemu dengannya," pungkasnya.

TAG

BERITA TERKAIT