RAKYATKU.COM - Sepuluh pasukan penjaga perdamaian PBB tewas dalam serangan di sebuah kamp PBB di Mali pada hari Minggu (20/01/2019).
Serangan itu menargetkan Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB Mali (MINUSMA) di desa Aguelhok di wilayah Kidal.
Menurut sebuah pernyataan dari Sekretaris Jenderal PBB, dikutip dari CNN, 25 orang lainnya terluka dalam serangan itu.
Guterres mengutuk serangan keras itu. "Pasukan MINUSMA merespon dengan kuat dan sejumlah penyerang tewas," katanya.
Menurut Guterres, pasukan penjaga perdamaian berasal dari Chad, dan ia menyampaikan "belasungkawa tulusnya kepada pemerintah Chad, keluarga serta orang-orang terkasih dari almarhum."
Pernyataan itu tidak mengatakan siapa yang melakukan serangan. Namun Guterres meminta pihak berwenang Mali untuk "berupaya mengidentifikasi" penyerang sehingga mereka bisa dibawa ke pengadilan sesegera mungkin.
Dalam pernyataan terpisah, Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa menargetkan pasukan penjaga perdamaian PBB dapat merupakan kejahatan perang.
Mali telah menjadi post yang mematikan bagi pasukan penjaga perdamaian PBB. Pada bulan Agustus 2017, lima penjaga keamanan MINUSMA, satu anggota Polisi Nasional Mali dan satu kontraktor sipil yang bekerja untuk MINUSMA tewas dalam serangan terhadap markas MINUSMA di Timbuktu.
Pada November 2017, empat penjaga perdamaian dan seorang tentara Mali terbunuh dalam serangan.